Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
17/10/2025
CITILIVE

Koperasi Merah Putih di Malang: Harapan Besar, Hasilnya Masih Tanda Tanya

rifamahmudah
  • Oktober 3, 2025
  • 2 min read
Koperasi Merah Putih di Malang: Harapan Besar, Hasilnya Masih Tanda Tanya

CITILIVE – Program Koperasi Merah Putih (KMP) yang digadang-gadang pemerintah pusat sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan, kini mulai berjalan di Kota Malang. Namun, di balik harapan besar yang disematkan, muncul pula pertanyaan: apakah program ini sudah benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat?

Di beberapa titik, koperasi memang sudah berdiri. Salah satunya di Kelurahan Bumiayu, yang kerap disebut sebagai contoh sukses. Unit usaha di sana relatif lebih tertata karena dikelola pengurus berpengalaman. Warga bisa mengakses sembako dengan harga stabil, dan sedikit banyak merasakan manfaatnya.

Tetapi di luar contoh tersebut, banyak KMP lain yang belum menunjukkan geliat berarti. Ketua DPRD Kota Malang, Amhitya Ratnanggani Sirraduhita, secara halus mengkritisi bahwa koperasi tidak bisa hanya berhenti pada tahap peluncuran. “Kalau tidak ada pemetaan potensi daerah dan pendampingan serius, jangan berharap koperasi bisa berjalan maksimal,” ujarnya.

Janji Unit Usaha Koperasi Merah Putih

Pemerintah Kota Malang, melalui Diskopindag, menjanjikan sejumlah unit usaha dalam skema KMP: dari sembako, pangkalan LPG, hingga air minum murah isi ulang. Bahkan kerja sama dengan BULOG pun sudah dirintis untuk menjamin pasokan sembako.

Namun, janji tersebut baru sebatas rencana di atas kertas. Warga masih menunggu kapan program benar-benar terasa di dapur mereka. “Kami ingin segera melihat hasil nyata, bukan hanya sosialisasi atau sekadar papan nama koperasi,” keluh seorang warga Lowokwaru.

Tantangan Kapasitas

Salah satu hambatan terbesar KMP adalah kualitas pengelolaan. Banyak pengurus koperasi yang belum siap dalam menyusun rencana bisnis maupun mengakses perbankan. Untuk itu, Diskopindag baru berencana menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pada pertengahan Oktober mendatang.

Langkah ini tentu baik, tetapi juga mengisyaratkan bahwa sejak awal, koperasi belum benar-benar siap untuk bergerak. Kritik pun bermunculan: mengapa program nasional sebesar ini tidak dibarengi persiapan matang di daerah?

Baca Juga:  Desa Gunungsari Kota Batu, Deklarasikan Sebagai Desa Damai Jatim

Harapan vs Realita

Koperasi Merah Putih sebenarnya lahir dari semangat gotong royong dan cita-cita besar untuk menghadirkan ekonomi kerakyatan yang mandiri. Tapi sejauh ini, hasilnya masih setengah jalan. Ada titik terang di satu-dua koperasi, tapi banyak pula yang stagnan.

Warga pun berharap agar KMP tidak berhenti sebagai jargon kebijakan. Yang ditunggu adalah bukti di lapangan: harga sembako yang lebih terjangkau, distribusi yang lancar, dan kesempatan usaha yang benar-benar membuka jalan ekonomi baru bagi masyarakat kecil. (Ab)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *