Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
04/06/2025
CITILIVE

Jalur Tikus Menuju Pantai Selatan, Ramai Saat Liburan: Potret Infrastruktur yang Terlupakan

rifamahmudah
  • Mei 29, 2025
  • 3 min read
Jalur Tikus Menuju Pantai Selatan, Ramai Saat Liburan: Potret Infrastruktur yang Terlupakan

CITILIVE – Momen libur panjang kerap dimanfaatkan warga Malang dan sekitarnya untuk menyambangi deretan pantai selatan. Namun, ada satu fenomena yang terus berulang dari tahun ke tahun: jalur tikus menuju destinasi wisata alam ini justru semakin ramai, bahkan melebihi jalan utama. Sebuah ironi sekaligus refleksi tentang kondisi infrastruktur kawasan wisata yang masih timpang.

Beberapa kendaraan roda dua dan mobil pribadi tampak antre di simpang kecil Dusun Sumberceleng, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Jalan sempit beraspal tambal-sulam itu mendadak macet. Tak ada rambu, tak ada petugas. Inilah jalur alternatif yang kerap dipilih wisatawan menuju Pantai Balekambang, Pantai Ngliyep, dan sejumlah pantai lain di kawasan selatan Malang.

Jalan Alternatif atau Jalan Terpaksa?

Jalur-jalur kecil yang disebut “jalur tikus” ini awalnya digunakan oleh warga lokal untuk ke ladang atau pasar. Namun dalam beberapa tahun terakhir, GPS dan aplikasi penunjuk arah justru mengarahkan pengendara ke sana saat libur panjang. Sayangnya, kondisi jalannya sangat memprihatinkan.

“Kalau lewat jalan utama, biasanya macet dari pagi. Jadi saya pilih lewat sini, walau tahu risikonya ban bisa bocor,” ujar Diki (27), wisatawan asal Sidoarjo, saat ditemui di jalur tikus menuju Pantai Kondang Merak, Selasa (28/5).

Beberapa titik terlihat dipenuhi lubang, tergenang air, bahkan licin karena tanah lempung. Pengendara motor harus ekstra hati-hati, apalagi jika membawa anak-anak. Sayangnya, belum ada perbaikan berarti dari pihak terkait. Warga sekitar pun hanya bisa menambal jalan dengan batu dan semen seadanya.

Lonjakan Wisatawan, Infrastruktur Tertinggal

Fenomena ini mencerminkan pertumbuhan pariwisata yang tidak diiringi kesiapan infrastruktur. Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, jumlah wisatawan ke kawasan pantai selatan melonjak hingga 40 persen selama musim liburan Mei-Juni 2025.

Baca Juga:  Pemkot Malang Berencana Merombak JPO Kayutangan Heritage

Sayangnya, sebagian besar jalur menuju pantai-pantai populer seperti Balekambang, Batu Bengkung, Tiga Warna, Goa Cina, dan Clungup Mangrove masih minim infrastruktur pendukung. Beberapa pantai bahkan belum memiliki akses layak untuk kendaraan besar.

“Dari tahun ke tahun kondisinya sama saja. Kami sudah ajukan ke pihak kabupaten untuk pengaspalan dan penerangan, tapi belum ada tindak lanjut,” kata Sutrisno, Ketua RT di Desa Srigonco.

Antara Potensi dan Ancaman

Pantai-pantai di Malang selatan menawarkan keindahan yang belum banyak dijamah wisatawan luar. Namun bila akses menuju lokasi terus menjadi momok, maka potensi ekonomi dari sektor pariwisata bisa terhambat.

Selain itu, jalur tikus yang tidak dirancang untuk volume kendaraan wisatawan juga menimbulkan risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan. Tanpa pengelolaan, bukan tidak mungkin area ini menjadi sumber konflik antara warga lokal dan pengunjung.

Panggilan untuk Pemerintah

Sudah saatnya Pemkab Malang menjadikan infrastruktur wisata sebagai prioritas pembangunan. Jalan utama menuju kawasan pantai perlu pelebaran dan perbaikan permanen, sementara jalur tikus perlu dilengkapi petunjuk dan pengamanan minimal.

Jika dikelola dengan baik, kawasan pantai selatan bisa menjadi ikon wisata nasional, bukan hanya tujuan lokal. Jalan adalah akses kehidupan. Dalam konteks pariwisata, jalan juga adalah gerbang pertama yang menentukan kesan dan kenyamanan pengunjung. (Ab)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *