Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/10/2024
CITILIVE

Hari Tongkat Putih sebagai Pembelajaran Ruang Terbuka untuk Warga Kota Malang

Selli
  • Oktober 21, 2024
  • 4 min read
Hari Tongkat Putih sebagai Pembelajaran Ruang Terbuka untuk Warga Kota Malang

CITILIVE – Keberadaan tunanetra di kota malang, bukanlah hal yang baru, mengingat adanya UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra di daerah Janti yang berdiri sejak tahun 80an. Tapi di hari Ahad pagi tanggal 20 Oktober 2024, di Jalan besar Ijen, terlihat rombongan tuna netra yang tergabung dalam Komunitas Belajar AlQuran Braille yang berada dalam naungan Yayasan Hikmah Matahati, berjalan dengan tongkat putihnya, mulai dari simpang balap, menyusuri jalan besar ijen, hingga menyeberangi jalan Guntur.

Jalan kaki yang dilakukan secara mandiri oleh masing masing tuna netra ini cukup menarik perhatian publik mengingat tidak adanya pendamping dari tiap individu yang menggunakan tongkat putih. Tidak jarang mereka mengalami hambatan berbenturan dengan orang orang yang sedang berolahraga atau yang sedang duduk di pinggir sepanjang trotoar selama CFD berlangsung. Tampak juga masyarakat umum yang menyemangati mereka saat berjalan, dengan bertepuk tangan dan memberikan semangat, dan meneriakkan kata – kata yang tertulis pada deretan banner yang dipasang sepanjang jalan besar Ijen.

“Inginnya hari ini adalah seperti hari kemerdekaan kami untuk bisa berjalan di ruang terbuka, dan menjadi proses kami untuk membuktikan ke diri kami sendiri kalau kami bisa berjalan tanpa gandengan dari keluarga kami yang selama ini selalu menjadi pelindung kami.” ujar Fitri, salah satu pengurus Yayasan Hikmah Mata Hati, yang menjadi tunanetra sejak 9 tahun yang lalu.

“Memupuk keberanian untuk sebagian dari anggota kami adalah proses belajar tersendiri dengan banyaknya tantangan yang dihadapi saat berada di ruang terbuka. Dan bagi yang sudah berani melangkah sendiri, tantangan berikutnya adalah berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang juga melakukan aktifitas di ruang terbuka di jalan Ijen ini.” jelasnya lagi.

Baca Juga:  Putra Rais Aam PBNU "Turun Gunung" Menangkan Paslon Ladub

Fitri ditemani oleh suami dan anaknya yang berusia 5 tahun, tampak bersaut sautan dengan anggota keluarga yang lain saat melihat anggota lain melewati tempat mereka berdiri.Keberadaan fasilitas umum yang ramah untuk para tuna netra memang masih tergolong sedikit. Jalan dengan trotoar bermarka khusus, baru tersedia di jalan besar ijen dan sepanjang jalan Basuki Rahmat di area Kayutangan yang baru dua tahun lalu diperbaiki oleh pemerintah kota Malang.”Bisa berjalan dengan aman dan ramah buat kami yang menggunakan tongkat putih memang belum mencakup seluruh area, termasuk di daerah rumah saya, yang belum memiliki trotoar bermarka.

Dokumentasi Yayasan Hikmah Mata Hati

“Tapi kami ingin kegiatan seperti Hari Tongkat Putih ini justru memperlihatkan bahwa kebutuhan itu ada,” tambah Erni, yang menjadi salah satu pelajar di Komunitas Belajar tersebut.

“Kegiatan hari ini bukan hanya momen pembelajaran untuk kami, tapi juga keluarga kami, yang sejujurnya biasanya kerap melarang kami berjalan di tempat umum atau pergi ke tempat tempat terbuka di kota Malang ini, yang secara tidak langsung membatasi wawasan kami, terutama anak-anak tunanetra.” jelasnya lagi.

Erni yang menjadi tunanetra setelah dewasa dan sebelumnya menjadi pengajar PAUD, tampak berupaya bertegur sapa dan mengajak orang – orang untuk ikut menyampaikan pendapatnya pada saat sesi diskusi publik.

“Tentunya pembelajaran ini juga diperuntukkan untuk seluruh masyarakat kota Malang yang sedang berada di jalan Ijen. Proses belajar kami ini, jelas perlu dukungan dalam bentuk fasilitas umum yang penting untuk secara konsisten diserukan. Dan kami yakin bahwa fasilitas umum tersebut bukan hanya untuk kami, tapi diperlukan untuk seluruh masyarakat kota Malang.” tambah Ni’mah, penanggung jawab pembelajaran di komunitas yang telah bergabung sejak menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang.

Baca Juga:  Branding Program, Imigrasi Malang Bersinergi Dengan Banyak Media

Hari tongkat putih yang merupakan hasil resolusi bersama yang diawali di Amerika Serikat di tahun 1964, yang menjadikan hari tersebut sebagai hari keselamatan dan independency dari para tunanetra, untuk bepergian secara mandiri, belum banyak mendapatkan perhatian di Indonesia. Menjadikan kegiatan hari tongkat putih sebagai kegiatan rutin adalah upaya masyarakat penyandang disabilitas netra untuk mendapatkan kesempatan menggunakan momen ini dalam menyatakan kebutuhan mereka atas ruang terbuka yang aman dan ramah, sebagaimana tertulis pada salah satu banner di jalan ijen,

“Kalau bukan kita yang mengubah, siapa lagi ?”

Tentang Yayasan Hikmah Mata Hati :

Yayasan Hikmah Mata Hati berdiri sejak tahun 2022, dimulai dalam bentuk komunitas Belajar Al – Quran Braille yang berfokus pada upaya membangun karakter sebagai manusia dalam menjalani kehidupan yang didasari Al Qur’an dan hadist sebagai petunjuk. Selama 2 tahun berjalan, Yayasan Hikmah Mata Hati telah mengembangkan kurikulum pembelajaran Al – Quran Braille yang diimplementasikan melalui buku pembelajaran dalam bentuk braille serta dilengkapi dengan buku pendamping yang ditujukan bagi keluarga, saudara, maupun teman pelajar dalam bentuk tulisan cetak. Buku yang bisa didapatkan secara gratis bagi pelajar dengan hambatan penglihatan ini, dilengkapi dengan aplikasi mobile, yang rencananya dapat diakses pada bulan Ramadhan 1447 H.

Penulis: Aulia (Yayasan Hikmah Mata Hati)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *