Harapan Pekerja Antar Kota: Kapan Trans Jatim Masuk Arjosari?

CITILIVE – Program angkutan massal Trans Jatim yang mulai diperluas ke wilayah Malang Raya menuai banyak harapan, terutama dari para pekerja antar kota yang setiap hari bergantung pada moda transportasi umum. Salah satunya adalah Sheva Salsabillah (27), pekerja swasta yang setiap hari pulang-pergi (PP) Malang–Surabaya menggunakan bus dari Terminal Arjosari.
Namun hingga kini, Terminal Arjosari belum ditetapkan sebagai titik singgah atau keberangkatan Trans Jatim, berbeda dengan tiga terminal lain yang sudah masuk dalam rencana awal: Terminal Hamid Rusdi, Terminal Landungsari, dan Terminal Batu. “Saya kaget juga kenapa Arjosari nggak masuk rute Trans Jatim. Padahal ini salah satu terminal paling sibuk, paling sering dipakai untuk kerja. Saya sendiri tiap hari PP dari sini ke Surabaya. Kalau ada Trans Jatim, jelas lebih aman dan nyaman,” ujar Sheva saat ditemui usai turun dari bus pagi, Rabu (2/7/2025).

Sheva menilai, kehadiran Trans Jatim di Arjosari bisa menjawab keluhan klasik para pekerja seperti dirinya, mulai dari ketidakpastian jadwal hingga keamanan selama perjalanan. “Pernah saya harus berdiri hampir satu jam karena bus penuh. Terus kadang supirnya ngebut atau ngetem lama. Kalau Trans Jatim masuk, pasti lebih teratur dan bikin kita kerja lebih tenang,” katanya. Sejauh ini, pengelola Terminal Arjosari juga menyatakan belum menerima arahan resmi dari Pemprov Jatim terkait pelibatan terminal tersebut dalam program Trans Jatim. Padahal, menurut Kepala Terminal Arjosari Mega Perwira Donowati, pihaknya sudah mengusulkan Arjosari sebagai titik strategis dalam rapat koordinasi di Bakorwil III Malang. “Animo masyarakat sangat tinggi, apalagi dari kalangan mahasiswa dan pekerja. Arjosari ini punya kapasitas besar dan jalurnya menghubungkan banyak kota,” ujarnya dalam pernyataan sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Bakorwil III Malang Asep Kusdinar menjelaskan bahwa penentuan titik singgah Trans Jatim mengacu pada kebutuhan awal untuk mengurai kemacetan di area padat Kota Malang. Terminal Hamid Rusdi dan Landungsari dianggap lebih strategis untuk jalur koridor pertama. “Trans Jatim ini bertahap, dan untuk jangka panjang akan diperluas. Diperlukan juga kendaraan feeder dari wilayah permukiman ke halte-halte utama,” jelas Asep.
Meski belum masuk tahap pertama, Terminal Arjosari tetap berpeluang menjadi bagian dari ekspansi rute Trans Jatim di masa mendatang. Saat ini, rute awal yang disiapkan meliputi Terminal Hamid Rusdi – Terminal Landungsari – Terminal Kota Batu, dengan pola scrapping (penggantian armada angkutan lama dengan bus baru). Program ini telah masuk dalam RPJPD Jatim dan mendapat alokasi dana khusus dari 10% pajak kendaraan bermotor (PKB) serta opsen PKB. “Kalau bisa segera masuk Arjosari, itu luar biasa membantu. Bukan cuma saya, banyak teman saya dari Lawang, Singosari, bahkan dari Kepanjen yang kerja di Surabaya pasti senang banget,” tutup Sheva dengan penuh harap. (Ab)