H-1 Deklarasi Disability Seven Summits Indonesia: 25 Pendaki Siap Jalani Misi Bersejarah
CITILIVE – Menjelang deklarasi Disability Seven Summits Indonesia pada 4 Desember 2024, sebanyak 25 pendaki telah dipastikan mengikuti kegiatan ini. Mereka terdiri atas pendaki disabilitas dan para pendamping yang telah menjalani pelatihan intensif sebelumnya.
Peserta berasal dari berbagai elemen, termasuk anggota Difabel Pecinta Alam (Difpala) Tingkat Caraka, perwakilan Komisi Nasional Disabilitas (KND), tim SAR, media, serta komunitas yang mendukung perlengkapan outdoor.
Deklarasi akan berlangsung di Posko Pendakian Puncak Batu Tulis Gunung Kawi, yang berlokasi di kawasan Wisata Merkusi Precet, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Misi Sejarah untuk Inklusi dan Pemberdayaan
Program ini bertujuan memberdayakan penyandang disabilitas sekaligus meningkatkan kesadaran publik tentang hak-hak mereka. Melalui misi mendaki tujuh puncak gunung di Indonesia, Disability Seven Summits Indonesia mengusung semangat inklusi dengan melibatkan pendaki disabilitas dan non-disabilitas dalam tim yang solid.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) yang diawali dari Nota Kesepahaman (MoU) terkait advokasi kebijakan dan edukasi publik tentang pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Komposisi Tim Pendakian yang Inklusif
Dari total 25 pendaki, terdapat 11 pria non-disabilitas, 5 pria disabilitas, 5 wanita non-disabilitas, serta 4 wanita disabilitas. Berdasarkan jenis disabilitas, tim mencakup empat pendaki dengan disabilitas fisik: dua penyandang amputasi, satu dengan cerebral palsy, dan satu orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK). Selain itu, terdapat dua pendaki dengan disabilitas netra, satu tuli, dan satu dengan disabilitas mental akibat epilepsi. Beberapa anggota juga memiliki disabilitas ganda, seperti cerebral palsy yang disertai gangguan wicara.
Difpala: Komunitas yang Mengedepankan Keselamatan
Sebagai satu-satunya komunitas disabilitas pendaki gunung di Indonesia, Difpala memiliki tanggung jawab besar dalam perencanaan dan pelaksanaan multi mitigasi untuk memastikan keamanan seluruh tim. Multi mitigasi ini mencakup enam lapisan utama:
- Perlengkapan Standar: Setiap pendaki wajib memiliki peralatan pribadi, seperti sepatu gunung, jaket, trekking pole, dan sleeping bag, serta perlengkapan tim seperti tenda dan lampu.
- Mitigasi Jalur: Jika diperlukan, jalur pendakian akan dilengkapi tali temali atau alat bantu lain untuk memastikan keamanan.
- Kebutuhan Khusus Disabilitas: Tim menyediakan alat bantu sesuai kebutuhan individu, asisten akomodasi yang layak (AYL), dan obat-obatan.
- Kurikulum Pendaki: Setiap peserta wajib menjalani pelatihan khusus untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan daya tahan mereka.
- Pelatihan Pendamping: Pendamping juga diwajibkan mengikuti kurikulum Difpala untuk memastikan kompetensi mereka mendukung kebutuhan peserta.
- SOP Khusus: Prosedur operasi mencakup aturan seperti saling menunggu, menghindari pendakian malam hari, dan langkah-langkah lainnya.
Langkah Awal menuju Puncak Keberhasilan
Disability Seven Summits Indonesia tidak hanya menjadi ajang olahraga ekstrem, tetapi juga simbol perjuangan inklusi dan kesetaraan. Dengan persiapan matang dan kolaborasi berbagai pihak, misi ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat luas dan menjadi tonggak sejarah bagi pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia.
Sumber: Linksos