Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
CITILIVE

Grebeg Suro Kematren Raya: Melestarikan Budaya dan Menjaga Harmonisasi Kehidupan

rifamahmudah
  • Juli 20, 2024
  • 2 min read
Grebeg Suro Kematren Raya: Melestarikan Budaya dan Menjaga Harmonisasi Kehidupan

CITILIVE – Di tengah gempuran modernisasi, masyarakat Kematren, Sukun, Kota Malang, masih teguh memegang tradisi dengan nilai-nilai budayanya. Salah satu wujudnya adalah Festival Grebeg Suro, sebuah festival tahunan yang dinanti-nantikan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Lebih dari sekadar tradisi, Grebeg Suro merupakan ungkapan rasa syukur atas limpahan panen dan pengharapan untuk musim tanam berikutnya. Bagi masyarakat Kematren Raya, festival ini bukan hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk menjaga harmonisasi kehidupan.

Grebeg Suro

“Festival ini bukan hanya untuk menjaga ekosistem, tetapi juga menjadikan masyarakat lebih guyub rukun,” ujar Rianto, selaku Ketua Pelaksana Grebeg Suro tahun ini.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat Malang, termasuk Abah Anton, mantan Walikota Malang. Beliau berpesan agar budaya lokal terus dilestarikan dan dipertahankan, karena kesenian daerah mulai memudar dan ditinggalkan demi kesenian modern.

Prosesi Grebeg Suro diawali dengan kirab yang membawa tumpeng dan hasil bumi. Kirab ini dimulai dari halaman SPI, melewati Jalan Jalil, Jalan Raya Kemantren, Simpang 4 Sirun, Jalan Tugu, Simpang 4 Tisen, Gang 1 Kemantren, dan berakhir di Makam Kematren. Kemudian, hasil bumi dibagikan kepada warga sekitar.

Grebeg Suro

“Makna simbolis acara ini adalah untuk menghargai segala sesuatu yang telah diberikan dan harus dirawat secara berkelanjutan,” tambah Ketua RW 7 Sukun Pondok Indah.

Lebih dari sekadar tradisi, Grebeg Suro memiliki arti penting. Nama “Grebeg Suro” sendiri berarti “memperingati tahun baru Islam” yang dibawa oleh para babat alas Kematren atau pendiri desa.

“Jika dilihat dari sejarah, ini sangat panjang,” ungkap Rianto.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan pelestarian budaya, Grebeg Suro juga menjadi ajang untuk mengembangkan dan mempromosikan kesenian budaya lokal. Festival ini pun mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dengan kepala RW se-Matren Raya dan perangkatnya turut hadir.

Baca Juga:  Pemkot Malang Galakkan Gerakan Tanam Cabai untuk Menangkal dan Kendalikan Inflasi

“Antusiasme pemerintah tidak hanya ditunjukkan dari ajakan untuk mengadakan festival, tetapi juga adanya keterlibatan mereka dalam pelestarian budaya,” jelas Rianto.

Rianto berharap pelaksanaan kegiatan tradisi dan kebudayaan seperti Grebeg Suro dapat tersampaikan maksudnya dengan baik. Selain itu, dia berharap festival ini dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kematren Raya, khususnya di wilayah Perumahan Sukun Pondok Indah.

Grebeg Suro adalah bukti nyata komitmen masyarakat Kematren dalam menjaga dan melestarikan budayanya. Festival ini bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga cerminan harmonisasi dan rasa syukur masyarakat atas limpahan karunia Tuhan.