GASS 2025 Digaungkan dari Pandanwangi: Gerakan Warga Malang Lawan Banjir dan Sampah

CITILIVE — Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) kembali digaungkan di Kota Malang. Kali ini, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, menjadi lokasi pelaksanaan GASS 2025 yang melibatkan ratusan warga dan relawan lingkungan. Gerakan ini menjadi wujud nyata kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam menjawab dua persoalan krusial kota: banjir dan sampah.
Dengan titik kumpul di halaman Ruko Pandanwangi Park dan menyisir wilayah TPS Jambangan hingga saluran air sekitar Jalan Simp. L.A. Sucipto, kegiatan ini menjadi simbol bangkitnya kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya kebersihan lingkungan.

GASS 2025 digagas sebagai solusi akar rumput untuk menangani sedimentasi dan penumpukan sampah yang sering menjadi pemicu banjir di musim hujan. Sedikitnya 250 relawan terlibat langsung, termasuk komunitas lingkungan dan tokoh masyarakat. “Ini gerakan kolektif, bukan sekadar bersih-bersih biasa. Kami ingin GASS menjadi budaya warga, bukan hanya program tahunan,” kata Lili Ulifah, Ketua Umum Komunitas Gubuk e Wong Ngalam (GWN), penggerak kegiatan ini.Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, yang hadir langsung membuka kegiatan ini menyatakan dukungannya terhadap gerakan berbasis komunitas seperti GASS.
“Upaya pencegahan banjir harus dimulai dari kesadaran dan gotong royong warga. Pemerintah hadir sebagai mitra, bukan hanya regulator,” ujarnya. Ia menekankan bahwa banjir tidak semata akibat curah hujan tinggi, tetapi juga karena aliran air tersumbat sampah dan sedimen. Menurutnya, GASS bisa menjadi model pelibatan warga dalam mitigasi bencana perkotaan.Selain membersihkan lingkungan, GASS juga menjadi wadah edukasi langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan perawatan saluran air. Kegiatan ini disebut menjadi salah satu upaya berkelanjutan menuju Kota Malang yang bebas banjir dan bersih secara menyeluruh. Komunitas GWN bersama Kelurahan Pandanwangi berkomitmen menjadikan GASS sebagai gerakan rutin. Mereka bahkan mendorong tiap RT/RW membentuk unit kecil GASS di lingkungannya.
“Kami ingin GASS jadi gerakan massal. Hari ini di Pandanwangi, besok bisa di kelurahan lain. Kota ini butuh kesadaran kolektif agar tetap layak huni,” pungkas Lili. (Ab)