Forum Bakesbangpol Malang Hasilkan Komitmen Perkuat Demokrasi dan Persatuan Bangsa

CITILIVE – Forum Koordinasi Peran Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dalam Pemberdayaan Ekonomi dan Literasi Keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat demokrasi sehat, menjaga stabilitas, serta memperkuat persatuan bangsa.
Kegiatan yang difasilitasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang ini menjadi ajang strategis bagi pemerintah daerah, ormas, tokoh masyarakat, dan akademisi untuk merumuskan langkah konkret dalam menghadapi tantangan demokrasi dan dinamika sosial di era digital.
Plt Kepala Bakesbangpol Kota Malang, Drs. Alie Mulyanto, MM, yang hadir mewakili Wali Kota Malang, menegaskan bahwa demokrasi bukan sekadar kebebasan tanpa batas, melainkan harus dijalankan dengan tanggung jawab, kesadaran hukum, dan semangat kebangsaan.
“Dasar konstitusi jelas, rakyat berhak menyampaikan aspirasi. Namun hak ini harus dijalankan dengan tertib dan menjaga stabilitas nasional. Kalau demokrasi dijalankan tanpa kesadaran, justru bisa menjadi bencana sosial,” ujar Alie dalam forum tersebut.
Demokrasi Sehat Butuh Peran Masyarakat

Menurut Alie, pengalaman sejarah bangsa menunjukkan bahwa semangat persatuan selalu menjadi kunci keberhasilan Indonesia bertahan hingga hampir delapan dekade kemerdekaan. Ia mencontohkan kerajaan Majapahit yang sudah memiliki lembaga pengatur kerukunan antarumat beragama, serta para pendiri bangsa yang mengikat perbedaan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kita adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan keberagaman luar biasa. Itu harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Ormas punya peran penting mengawal hal ini,” tegasnya.
Forum juga menyoroti dinamika politik nasional belakangan ini, termasuk demonstrasi di beberapa daerah. Namun Kota Malang dinilai tetap kondusif berkat kedewasaan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. “Ini patut kita syukuri, dan harus terus dijaga,” imbuhnya.
Media Sosial Jadi Tantangan
Salah satu perhatian utama forum adalah derasnya arus informasi di media sosial. Alie mengingatkan bahwa medsos dapat menjadi ruang demokrasi baru yang positif, tetapi juga rawan menjadi panggung provokasi.
“Kita harus bijak bermedia sosial. Jangan mudah terprovokasi berita bohong. Jangan sebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. Ormas dan masyarakat perlu aktif mengedukasi agar medsos digunakan untuk hal produktif,” katanya.
Bakesbangpol menegaskan bahwa aparat tidak bisa bekerja sendiri. Kesadaran kolektif masyarakat menjadi benteng utama agar perbedaan pandangan politik tidak merusak persatuan.
Bonus Demografi Jadi Peluang
Selain soal demokrasi, forum juga menyinggung peluang besar Indonesia menghadapi bonus demografi. Menurut Alie, hal ini hanya akan menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik melalui pendidikan kebangsaan, literasi politik, dan pemberdayaan ekonomi.
“Generasi muda jangan sampai tercerabut dari akar kebangsaan. Pancasila, wawasan kebangsaan, dan semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus ditanamkan sejak dini,” ujarnya.
Komitmen Bersama
Di akhir forum, para peserta menyepakati pentingnya memperkuat sinergi antara pemerintah, ormas, akademisi, dan masyarakat sipil untuk menjaga demokrasi tetap sehat, menekan potensi konflik sosial, serta mendukung pembangunan ekonomi masyarakat.
Pemerintah Kota Malang melalui Bakesbangpol berkomitmen menjadikan forum ini agenda berkelanjutan, bukan hanya seremonial. “Kami ingin forum ini benar-benar menjadi ruang strategis untuk menyerap aspirasi, memperkuat literasi politik, sekaligus membangun kesadaran kolektif menjaga persatuan bangsa,” pungkas Alie.
Dengan hasil ini, Bakesbangpol Kota Malang menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan politik lokal sekaligus memperkokoh demokrasi yang sehat, beradab, dan berlandaskan persatuan. (Ab)