Final Futsal Porprov Jatim 2025 Dihentikan karena Ricuh, Panitia Putuskan Laga Ditunda

CITILIVE – Laga final cabang olahraga futsal putra dalam rangka Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 antara Kota Malang melawan Surabaya resmi dihentikan dan ditunda akibat situasi tidak kondusif yang dipicu provokasi suporter. Pertandingan yang digelar di GOR Pertamina Polinema (Politeknik Negeri Malang) pada Jumat (27/6), dihentikan saat memasuki menit ke-32.33 (08.33 waktu babak kedua) ketika Kota Malang tertinggal 0-2 dari Kota Surabaya.
Suasana memanas setelah terdengar yel-yel tidak pantas dari tribun penonton yang dinilai telah melanggar etika sportivitas. Pihak panitia pelaksana menyatakan bahwa penundaan laga dilakukan demi alasan keamanan, setelah kondisi tribun dan lapangan dinilai tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan.

“Pertandingan resmi ditunda dan tidak akan dilanjutkan di hari yang sama. Panitia akan menjadwalkan ulang pertandingan final ini di hari berbeda yang akan diumumkan kemudian,” demikian pernyataan resmi panitia pelaksana yang dikutip Jumat sore (27/6). Insiden ini menambah panas rivalitas klasik antara Kota Malang dan Surabaya, yang juga pernah bertemu di final Porprov Jatim tahun 2019. Namun kali ini, pertandingan harus ditunda demi menjaga keselamatan semua pihak.
Sebelumnya, sejumlah saksi mata menyebut bahwa dari tribun terdengar teriakan provokatif dengan kalimat seperti “Bnek Jnck Dibn*h Saja” yang memicu reaksi keras dan potensi kericuhan. Aparat keamanan dan panitia bergerak cepat mengevakuasi tim Surabaya dari lapangan, serta mengamankan area tribun. Hingga Sabtu pagi (28/6), belum ada keputusan final dari KONI Jawa Timur maupun Komite Pertandingan Futsal Porprov mengenai mekanisme kelanjutan laga apakah akan dilanjutkan dari menit tersisa atau diulang penuh. Investigasi atas insiden juga masih berjalan.
Ajang Porprov Jatim sejatinya menjadi momen pembinaan atlet muda dan promosi nilai-nilai sportivitas. Insiden ini menjadi catatan penting bagi seluruh panitia dan pemangku kebijakan olahraga untuk meningkatkan pengawasan terhadap perilaku suporter di arena pertandingan. (Ab)