Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/09/2024
CITILIVE

Festival Topeng Malang, Upaya Meregenerasi Para Penari

rifamahmudah
  • Agustus 7, 2023
  • 4 min read
Festival Topeng Malang, Upaya Meregenerasi Para Penari

CITILIVE – Festival Topeng Malang digelar selama dua hari ini Kampung Budaya Polowijen Kota Malang, Sabtu-Minggu (5-6/8/2023).

Kegiatan ini diikuti oleh para siswa dari SD sampai SMP karena dilombakan. Ada kategori individu dan kelompok. “Ada 150 an peserta yang ikut lomba tari Topeng Malang,” jelas Ki Demang, Ketua Pokdarwis Kampung Budaya Polowijen pada suryamalang.com, Minggu (6/8/2023). Mereka memakai pakaian penari Topeng Malang yang lengkap

Kebanyakan peserta adalah siswa SD sebanyak 59 orang.  Sisanya ada siswa SMP ada 20 orang. Sedang kategori kelompok SD ada 25 tim dan kategori SMP ada tiga tim. Festival Topeng Malang di Kampung Budaya Polowijen pertama kali digelar dalam kurun waktu tujuh tahun ini.

“Selain sebagai salah satu event untuk Kota Malang, juga sebagai  upaya meregenerasi penari Topeng Malang,” kata dia.

Arak-arakan dilaksanakan Minggu (6/8/2023) pagi. Rute perjalanan dimulai dari panggung acara sampai makam Mbah Reni, sosok sesepuh Kampung Polowijen.

Peserta arak-arakan merupakan peserta lomba tari topeng. Para peserta lomba tari memakai busana lengkap tarian topeng. Mereka diatur untuk baris 2 orang, setelah itu berjalan sampai di makam sesepuh kampung Polowijen.

Melansir dari Times Indonesia, jumlah peserta arak-arakan mencapai 180 orang. Para peserta sangat antusias melakukan kegiatan arak-arakan dari awal acara sampai akhir. 

Festival Topeng Malang

“Acara ini diperuntukkan untuk Mbah Reni sebagai sesepuh di Kampung Polowijen,” ucap Devana, ketua pelaksana Festival Topeng Malang 2023.

Aliyah merupakan salah satu peserta acara arak-arakan dan juga salah satu peserta lomba tari topeng. Dia adalah siswi sd kelas dua dari SD Negeri 1 Girimoyo. Kegiatan ini merupakan pertama kali bagi Aliyah.

“Saya datang ke sini sebelum jam delapan pagi dan saya bersama teman-teman. Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini dan tidak memiliki alasan lain. Tahun ini merupakan tahun pertama saya mengikuti acara ini,” ucap anak kelas 2  SD ini.

Baca Juga:  Pemkot Malang Gelar Bimbingan Teknis Digitalisasi Masjid

Festival Topeng Malang 2023 di Kampung Budaya Polowijen digelar selama dua hari, 5-6 Agutus 2023. Kegiatan untuk pelestarian topeng Malang ini diisi dengan sarasehan budaya, pelatihan batik, pelatihan pembuatan topeng malangan, lomba mewarnai dan penampilan dan lomba tari topeng malangan.

Ini juga sebagai kegiatan melestarikan warisan budaya di Malang Raya yang diajukan ke Provinsi Jawa Timur. Maka perlu dijaga dan dilestarikan.

“Ini juga bisa contoh lewat kegiatan. Untuk lomba tarinya juga kategori sekolah. Jadi anak SD kelas 1 sampai 6 dicampur untuk bertanding,” jawab dia. Hal itu sesuai saran dari Kadis Dikbud Kota Malang. Sehingga kelak dari sertifikat lombanya bisa buat PPDB jalur prestasi non akademik.

Sebelum memulai lomba, para peserta diarak ke makam Mbah Reni untuk nyekar. Lokasinya tak jah dari kampung tersebut. “Di sana buat sesekaran ke mpu topeng Mbah Reni. Bahwa inilah anak wayang kita sebagai regenerasinya,” jawabnya.

Tujuan nyekar adalah menghargai sejarah leluhur, termasuk ke mpu topeng, melakukan doa anak sholeh dan amal jariyah ilmu bermafaat. Dengan mengenal Mbah Reni, maka menghidupi banyak sisi.

“Kalau banyak yang mengharapkan ada pentas Tari Topeng, maka ada pergerakan ekonomi juga. Misalkan kostumnya atau topengnya yang dilakukan perajin,” jawab Ki Demang.

Salah satu peserta lomba tari Topeng Malang adalah Vivi, siswa kelas 7 SMPN 2 Tumpang, Kabupaten Malang. “Saya sudah suka menari Topeng Malang sejak kelas 1 SD,” jawab Vivi yang sedang menunggu tampil berlomba. Ia menargetkan meraih kemenangan dengan rajin berlatih.

“Targetnya bisa menang,” jawab juara 3 tari Topeng Malang tingkat Provinsi Jatim ini. Ia menyatakan tantangan menari ini dari topengnya. Bagian mata sedikit yang terlihat. Sedang di bagian hidung tertutup. Jadi agak engab. “Tapi karena sudah hafal gerakannya ya ndak masalah,” jawabnya. Sedang Jamrozi, dosen Komunikasi UMM menjelaskan jika event itu bagian dari praktikum mahasiswa prodi Komunikasi UMM untuk mata kuliah Manajemen Event.

Baca Juga:  Jenderal Dudung ungkap Santri Berpeluang Daftar Menjadi Anggota TNI

“Kita punya 28 kelompok praktikum dan beberapa kelompok mengangkat tema budaya. Harapannya dengan praktik langsung membuat event, maka mereka mampu mengindenfikasi  problem di masyarakat lewat event. Tentu saja lewat riset dulu,” papar dosen ini.

Seperti dengan mengangkat event budaya ini agar bisa memasyarakatkan lagi para penari di Kota Malang.