Dukung Swasembada Gula Nasional, PG Kebonagung Luncurkan Varietas Tebu Tahan Penyakit

CITILIVE – Komitmen PT Kebonagung untuk mendukung target swasembada gula nasional tahun 2030 kian konkret. Tidak hanya berfokus pada produksi, PG Kebonagung kini memperkuat sisi hulu lewat peluncuran dua varietas tebu unggulan tahan penyakit, yakni PSKA 095 dan PSKA 062, yang dikembangkan melalui program pemuliaan jangka panjang. Varietas baru ini diluncurkan dalam seremoni resmi di Kantor Litbang PG Kebonagung, Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, pada 18 Juli 2025. Namun, implementasi dan distribusi bibit unggul ke jaringan petani mitra mulai aktif dilakukan pekan ini.
Dorong Produksi Gula Nasional, Fokus dari Hulu ke Hilir

Direktur Utama PT Kebonagung Didid Taurisianto menegaskan, swasembada tidak mungkin tercapai tanpa ketersediaan bahan baku berkualitas tinggi. Peluncuran varietas unggul ini merupakan bagian dari respons perusahaan terhadap Perpres No. 40 Tahun 2023 tentang percepatan swasembada gula dan pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati. “Kami konsisten menciptakan varietas unggul. Produksi hanya bisa ditingkatkan jika fondasi budidaya, yaitu bibit, kuat sejak awal,” ujarnya.
Peluncuran varietas PSKA 095 dan PSKA 062 juga disertai perkenalan gula kristal putih premium hasil produksi PG Kebonagung, yang disiapkan untuk segmen industri dan retail nasional.
Varietas Unggul: Tahan Penyakit, Potensi Tinggi
Peneliti Utama Pemuliaan Tebu dari P3GI, Wiwit Budi Widyasari, menjelaskan bahwa varietas PSKA 095 berasal dari penyilangan antara tebu manis PS 862 dan tebu liar IJ 76-370. Hasilnya: tebu dengan rasa manis, tahan penyakit blendok, tahan luka api, dan tumbuh cepat. Sementara itu, PSKA 062 memiliki ketahanan serupa dan tergolong sebagai tebu masak lambat dengan tingkat pertumbuhan sedang, cocok untuk panen jangka panjang.
Didukung Asosiasi dan Komisaris: Strategis untuk Ketahanan Pangan
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Budi Hidayat, menyebut bahwa pengembangan varietas unggul adalah kunci untuk menghadapi tantangan produktivitas di tengah iklim bisnis gula yang kompetitif. “Kami melihat varietas ini sebagai pemicu, bahkan katalis, untuk mempercepat realisasi swasembada gula nasional,” ujarnya. Senada, Komisaris Utama PT Kebonagung Rosmaya Hadi menyebut bahwa langkah inovatif PG Kebonagung merupakan bukti peran aktif sektor industri dalam menggerakkan ekosistem ketahanan pangan nasional.
Langkah PG Kebonagung memperkuat bibit unggul menandai babak baru keterlibatan industri dalam penguatan hulu agribisnis. Bukan hanya mengejar kuantitas produksi, tetapi juga keberlanjutan dan daya saing sektor gula nasional di tengah tantangan global. (Ab)