Dua Menteri Hadir di UM, Soroti Perlindungan Anak dan Tantangan Era Digital

CITILIVE – Dua menteri Kabinet Indonesia Maju, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, hadir memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Malang (UM), Selasa (15/7/2025). Seminar nasional ini mengusung tema “Membangun Generasi Emas: Perlindungan Anak dan Penguatan Karakter di Era Digital” dan digelar di Gedung Graha Cakrawala UM.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, dan dihadiri ribuan peserta yang terdiri dari guru, siswa-siswi, serta civitas akademika. Hadir pula Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin, dan jajaran pimpinan universitas.
Risiko Digital dan Urgensi Literasi Siber Anak

Dalam paparannya, Menteri PPPA Arifah Fauzi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak era digital terhadap anak-anak. Berdasarkan survei nasional terbaru, anak usia 7 hingga 12 tahun telah terkoneksi dengan internet, bahkan ada yang mulai sejak usia 3 tahun, terutama di wilayah perkotaan.
“Tetapi di balik itu, risiko sedang mengintai anak-anak kita. Satu dari tujuh anak pernah mengalami perundungan daring, empat dari seratus anak mengalami kekerasan seksual secara online, dan hanya 27 persen yang mendapat edukasi digital,” ungkap Arifah.
Ia menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak-anak saat berselancar di dunia maya. Menurutnya, tanpa pengawasan, anak-anak rentan terhadap ancaman serius, baik secara mental, psikologis, maupun fisik.
Arifah pun mengapresiasi inisiatif Universitas Negeri Malang dalam menggelar seminar edukatif yang menyasar isu perlindungan anak di era teknologi.
“Ini sangat relevan dengan tantangan bangsa saat ini, terutama dalam pemenuhan hak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.
Generasi Digital Perlu Karakter dan Nilai
Sementara itu, Menko PMK Pratikno menekankan pentingnya penguasaan bahasa dan literasi digital sebagai bekal generasi emas 2045. Ia mengingatkan bahwa anak-anak Indonesia harus dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki karakter kuat.
Sebelum seminar dimulai, Pratikno dan Arifah menyapa para siswa di halaman Graha Cakrawala dan menuliskan harapan mereka di Wall of Hope. Tulisan motivatif seperti “Anak Indonesia Hebat Sehat dan Pintar” dan “Anak Indonesia Hebat, Kuat, Menuju Indonesia Emas 2045” menjadi pengingat bahwa investasi pada generasi muda adalah kunci keberhasilan bangsa.
Rektor UM Prof. Hariyono juga menyampaikan komitmen UM dalam membangun karakter anak bangsa melalui pendidikan transformatif dan kolaboratif.
“Anak adalah energi keluarga dan bangsa. Merekalah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan Indonesia ke depan,” tulisnya. (Ab)