Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
CITILIVE

Diskusi Panel Hari Ini: Membuat Anak Muda Berpikir Kritis akan Usaha Masa Depan

Selli
  • September 25, 2024
  • 3 min read
Diskusi Panel Hari Ini: Membuat Anak Muda Berpikir Kritis akan Usaha Masa Depan

CITILIVE – (25/9/24) Bertempat di Auditorium UB, pelaksanaan Diskusi Panel berjalan lancar dengan diiringi pemateri-pemateri yang cukup menguasai bidangnya. Usaha anak muda diperlukan sekarang mengingat persaingan ketat dan semakin kompetitif.

Diperlukan generasi muda yang kreatif demi menyongsong masa depan yang cemerlang. Kebetulan kita sudah masuk kepada era industri digital sehingga kita seharusnya melek akan hal itu. Saat kita melek digital, bisnis kita akan terbantu.

Diskusi Panel hari ini membahas tentang cara mengembangkan dan menguatkan ekonomi kreatif di Indonesia, dikemas dalam tema: “GlowUp di Era Digital: Mengembangkan dan Memperkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia”.

Peserta yang hadir meliputi mahasiswa UB, UMKM, orang yang bekerja di dunia digital, dan warga umum. Dihadiri oleh civitas akademik, seperti Rektor UB, dan civitas lainnya.

Terdapat 3 pemateri yang memeriahkan acara ini, dimulai dari Adib Thoriq selaku CEO Algarok, Ijfina selaku Content Creator, dan Erny Kurniawati selaku Brand Director Advoskin.

Kita mulai dari Pak Adib dulu, yang membahas tentang developer game. Sekarang banyak yang suka game dan marak ingin jadi developer game.

“Awal mula pemilihan game untuk dikembangkan karena itu salah satu cara kita bisa mengenalkan produk lokal Indonesia ke luar negeri melalui Google Play. Itu adalah cara ekspor yang paling mudah”.

Alasan lain Pak Adib masuk ke dunia developer game, karena suka dengan game. Perbedaan game Algarok dengan game yang lain, adalah game dibuat secara family-friendly. Sudah ada 3 game yang dihasilkan dari Algarok.

Lanjut, ada penjelasan dari Ijfina, Content Creator yang berjuang membuat konten kecantikan selama pandemi hingga sekarang. Struggle membuat konten.

“Mungkin salah satu yang waktu itu agak deg-degan itu ketika terjadi pandemi sih. Karena waktu pandemi itu kan kita dan mungkin orang tua kita itu juga baru menghadapi saat itu. Jadi kita gak pernah punya pengalaman apakah bisnis ini akan melanggeng atau justru akan terjun”.

Baca Juga:  Gerakan Relawan Semakin Solid Menangkan Paslon Ladub

“Nah, ini sangat terbantu waktu itu dengan keberadaan social media. Salah satunya lewat Youtube itu sendiri. Karena orang itu nonton, mengakses social medianya atau digitalnya itu kan lebih panjang ya selama saat itu”.

“Dan kita selain orang-orang di Indonesia udah tau nih konten-konten Apple Skin. Orang udah kenal nih Apple Skin. Next to do-nya, saya sebagai orang marketing ya, itu kan berarti gimana nih caranya mengubah orang yang udah tau menjadi converse sharing”.

Penjelasan dilanjutkan oleh Erny Kurniawati, Brand Director Advoskin tentang persaingan skincare yang semakin mendunia dan bagaimana caranya brand Advoskin bisa terkenal melalui strategi marketing yang ada.

“Banyak juga brand-brand dari China yang juga masuk dan price point-nya itu tuh kayak menawarkan jauh lebih kecil dibandingkan brand kami gitu. Nah, disitu salah satu cara untuk mengatasinya adalah kami berusaha untuk memperkuat value dari sisi brand. Makanya tadi kenapa sih kami memanfaatkan Youtube untuk bikin konten yang edukatif”.

“Kita bikin di Youtube juga ada podcast yang memang gak cuman ngomongin soal gimana pakai skincare dan kamu harus beli skincare. Tapi disitu kita juga mengedukasi salah satunya untuk membuat perbedaan gitu. Nah, ini salah satu cara juga sih yang kita lakuin”.

Diskusi Panel ditutup oleh Kemendag, Dr. (H.C. Zulfikli Hasan, S.E., M.M. ) sekaligus sebagai kunjungan kerja menteri. Hal yang disampaikan lebih ke 4 pilar transformasi perdagangan digital. Acara ditutup dengan foto bersama antara pemateri, rektor, civitas akademik, dan Kemendagri.