Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
13/09/2025
CITILIVE

Di Tengah Polemik Nasional, Guru Sekolah Rakyat di Kota Malang Tetap Solid

rifamahmudah
  • Agustus 2, 2025
  • 3 min read
Di Tengah Polemik Nasional, Guru Sekolah Rakyat di Kota Malang Tetap Solid

CITILIVE – Di tengah maraknya pengunduran diri massal guru Sekolah Rakyat (SR) di berbagai daerah Indonesia, situasi berbeda justru terlihat di Kota Malang. Sejumlah sekolah SR di kota ini memastikan kegiatan pendidikan berjalan normal tanpa adanya pengunduran diri guru. Kepala Sekolah Rakyat Mandiri Perintis (SRMP) 16 Kota Malang, Rida Afrilyasanti, menyatakan bahwa hingga awal tahun ajaran baru ini, tidak ada guru yang mundur dari tugas mengajar. Total tenaga pendidik tetap berjumlah 12 orang, termasuk guru pendidikan agama.

“Alhamdulillah, di SRMP 16 tidak ada guru yang mengundurkan diri. Semua tetap menjalankan tugas seperti biasa,” ujar Rida saat dikonfirmasi, Jumat (1/8/2025). Menurutnya, salah satu kunci kestabilan ini adalah lokasi penugasan guru yang relatif dekat dengan domisili. Mayoritas guru merupakan warga Kota Malang atau sekitarnya, sehingga tidak terkendala akses maupun akomodasi. Saat ini, SRMP 16 sedang menjalankan program matrikulasi literasi dan numerasi dasar sebagai tahap awal pengenalan kemampuan siswa. Program berlangsung sejak hari pertama pembelajaran di asrama.

“Program ini penting untuk memetakan kemampuan awal siswa agar pembelajaran bisa lebih terarah dan sesuai kebutuhan,” tambah Rida. Humas SRMP 16, Rosita Devi, menuturkan bahwa hasil awal matrikulasi menunjukkan peningkatan skor siswa. Hal ini menjadi indikasi positif dalam aspek akademik maupun sosial. “Skor matrikulasi meningkat. Ini menunjukkan perkembangan siswa cukup baik sejak awal masuk,” katanya. Program matrikulasi akan berlangsung selama dua bulan hingga pertengahan September 2025, dengan pendampingan intensif bagi siswa yang memerlukan perhatian khusus. Fokus utama tidak hanya pada akademik, tapi juga pembinaan karakter dan keterampilan sosial.Situasi serupa juga ditemui di Sekolah Rakyat Mandiri Al-Falah (SRMA) 22 Kota Malang.

Baca Juga:  Kantor Kemenag Kota Malang Gelar Bimbingan Manasik Haji

Kepala sekolah, Rahmah Dwi Nor Wita Imtikanah, memastikan tidak ada guru yang mengundurkan diri dari sekolah tersebut. “Alhamdulillah, semua guru tetap menjalankan tugas. Solidaritas antarpendidik justru semakin kuat,” ungkap Wita. Ia menyebut bahwa dua bulan pertama pembelajaran difokuskan pada pembinaan karakter dan adaptasi siswa di lingkungan asrama. Seluruh tenaga pendidik terlibat aktif dalam memantau perkembangan sosial dan emosional anak. “Banyak siswa berasal dari keluarga rentan, sehingga pendekatan sosial sangat penting. Kami tanamkan nilai empati, tanggung jawab, dan kemandirian sejak awal,” ujarnya. Sementara itu, di tingkat nasional, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengakui adanya gelombang pengunduran diri guru SR di beberapa daerah. Hingga akhir Juli 2025, tercatat sekitar 160 guru menyatakan mundur karena lokasi penempatan yang jauh dari tempat tinggal.

“Penyebab utamanya karena penempatan dianggap terlalu jauh. Tapi kami sudah siapkan skema pengganti,” kata Gus Ipul dalam pernyataannya. Ia memastikan bahwa pemerintah masih memiliki lebih dari 50 ribu lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang siap ditugaskan untuk mengisi kekosongan. Evaluasi terhadap sistem penempatan dan skema kesejahteraan guru SR disebut akan terus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan program pendidikan berbasis inklusi tersebut. Dengan kondisi yang stabil, Kota Malang dinilai mampu menjadi contoh penyelenggaraan SR yang berkelanjutan, inklusif, dan berpihak pada anak-anak dari keluarga kurang mampu. (Ab)