Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
31/12/2025
CITILIVE

Deretan Museum di Malang Raya Kian Dilirik Wisatawan: Wisata Edukatif Jadi Tren Keluarga Akhir Pekan

rifamahmudah
  • November 15, 2025
  • 4 min read
Deretan Museum di Malang Raya Kian Dilirik Wisatawan: Wisata Edukatif Jadi Tren Keluarga Akhir Pekan
Penulis: Shinta Lubis
Editor: Rifa

CITILIVE,MALANG RAYA – Akhir pekan kini bukan lagi soal berburu destinasi foto atau wahana ekstrem. Di Malang Raya, tren keluarga justru bergerak ke arah wisata edukatif sebuah pola baru yang menunjukkan bagaimana masyarakat mulai mencari pengalaman yang informatif, aman untuk anak, dan tetap menyenangkan. Tiga museum unggulan di kawasan ini menjadi buktinya: Museum Angkut, Museum Singhasari, dan Museum Panji.

Fenomena meningkatnya minat terhadap museum dianggap sebagai sinyal positif bagi sektor pariwisata dan pendidikan lokal. “Museum hari ini bukan hanya ruang penyimpanan benda sejarah, tapi ruang interaksi,” ujar salah satu pengelola museum di Kota Batu. Ia menyebut, kurasi koleksi, fasilitas interaktif, dan storytelling menjadi kunci museum-museum di Malang tetap relevan dengan generasi muda.

  1. Museum Angkut: Transportasi Dunia dalam Satu Langkah

Tidak lengkap rasanya membahas wisata edukatif tanpa menyebut Museum Angkut. Museum ini menjadi pionir museum transportasi modern di Asia Tenggara. Deretan mobil klasik Amerika, trem Eropa, hingga pesawat legendaris menjadi daya tarik utama bagi keluarga yang ingin mengenalkan perkembangan teknologi kepada anak.

Setiap zona memiliki tema berbeda, dari Eropa klasik hingga Broadway. Para wisatawan khususnya anak-anak bisa memahami evolusi transportasi sambil bermain dan berinteraksi dengan set dekorasi yang megah. Di akhir pekan, museum ini menjadi salah satu tempat paling ramai di Kota Batu.

  1. Museum Singhasari: Menelusuri Jejak Kemegahan Kerajaan Jawa Timur

Berbeda dari atmosfer megah Museum Angkut, Museum Singhasari menawarkan pengalaman yang lebih historis dan kontemplatif. Koleksi artefak peninggalan Kerajaan Singhasari dan Majapahit dipamerkan melalui ruang kuratorial yang tertata modern.

Arca, prasasti, naskah, serta replika bangunan kuno menjadi sarana edukasi yang mudah dipahami generasi muda. Museum ini juga sering didatangi rombongan sekolah untuk program history walk menandakan tingginya minat pelajar untuk memahami kembali sejarah kejayaan Jawa Timur.

Baca Juga:  BIN Jatim dan Dinas Kesehatan Kota Malang: Lakukan Kolaborasi Percepat Capaian Vaksinasi Anak di SDK Santo Yusup 2 dan SDN Jatimulyo 2

“Melihat langsung artefak itu memberi pengalaman yang jauh lebih kuat dibanding sekadar membaca buku,” kata seorang guru sejarah yang membawa murid-muridnya berkunjung pekan lalu.

  1. Museum Mpu Purwa – Harta Karun Sejarah Malang yang Makin Dilirik Wisatawan Muda
    Museum Mpu Purwa di kawasan Taman Krida Budaya kini menjadi salah satu museum yang paling sering muncul di beranda media sosial. Penyebabnya sederhana: koleksinya kuat, bangunannya estetik, dan kurasinya rapi.

Museum ini menyimpan arca-arca kuno dari era Kerajaan Kanjuruhan, Singhasari, hingga Majapahit. Salah satu yang paling banyak menarik wisatawan muda adalah arca Ganesha dan Durga Mahisasuramardini, yang selama ini hanya bisa dilihat melalui buku sejarah.

Pengunjung juga dimanjakan panel narasi yang mudah dipahami, sehingga cocok untuk pelajar maupun keluarga. Museum Mpu Purwa juga sering jadi tujuan study tour sekolah karena dianggap sebagai sarana belajar sejarah lokal yang konkret dan menarik.

Dengan masuk gratis, museum ini menjadi destinasi edukatif yang ramah kantong namun berkualitas.

  1. Museum Panji: Ruang Hidup Kisah Panji dan Budaya Jawa

Sementara itu, Museum Panji di Kecamatan Tumpang membawa pengunjung memasuki lorong budaya khas Jawa Timur. Museum ini menyoroti kisah Panji warisan budaya yang telah diakui UNESCO.

Galeri topeng, lukisan, hingga dokumentasi seni pertunjukan Panji menjadi daya tarik utama. Banyak wisatawan yang datang untuk hunting foto sekaligus belajar tentang kesenian topeng Malangan yang mulai dilestarikan kembali di berbagai sanggar daerah.

Spot outdoor serta ruang interaktif menjadikan museum ini ramah untuk keluarga, terutama yang membawa anak-anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, museum semakin dilirik sebagai alternatif wisata keluarga yang aman, ramah anak, dan tidak memberatkan kantong. Ketiganya menawarkan harga tiket yang terjangkau dibanding wahana rekreasi modern.

Baca Juga:  Hujan Deras Picu Banjir di Kabupaten Malang, Sejumlah Wilayah Terdampak

Selain itu, museum dianggap memberi nilai tambah bagi perkembangan anak. Banyak orang tua memilih museum karena anak bisa belajar sejarah, budaya, hingga teknologi tanpa tekanan akademik.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu sebelumnya juga menegaskan bahwa museum menjadi bagian penting dari strategi penguatan “wisata edukatif” yang sedang didorong pemerintah daerah. Selain meningkatkan engagement wisatawan, wisata edukatif dinilai memperkaya wawasan generasi muda sekaligus menjaga warisan budaya lokal.

Tren ini diprediksi terus tumbuh seiring meningkatnya program sekolah, komunitas, dan keluarga yang memilih aktivitas edukatif. Tidak sedikit pula wisatawan luar kota yang memasukkan museum sebagai destinasi pertama sebelum ke spot rekreasi lainnya.

museum ini menunjukkan bahwa Malang Raya tidak hanya kaya alam, tetapi juga memiliki potensi warisan budaya, sejarah, dan teknologi yang disajikan dengan cara modern. Akhir pekan pun menjadi lebih bermakna: bukan hanya untuk bermain, tetapi juga untuk mengenal lebih dekat perjalanan panjang peradaban di Malang Raya. (Ab/Sh)