Dari Kolam Terpal, Malang Target 160 Ribu Ton Ikan Air Tawar untuk Tekan Stunting

CITILIVE, MALANG – Budidaya ikan air tawar di Kota Malang terus berkembang pesat. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) menargetkan produksi ikan air tawar bisa mencapai 160 ribu ton pada 2025. Upaya ini tak hanya berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga diarahkan untuk pemenuhan gizi keluarga dan penurunan angka stunting.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan bahwa peran pembudidaya ikan sangat penting dalam mendukung program prioritas kota, termasuk Dasa Bhakti, Ngalam Idrek (kerja), dan Ngalam Tahes. Ia mengapresiasi semangat masyarakat yang mau mengembangkan kolam terpal untuk budidaya ikan lele, gurami, maupun nila.
“Semangat dan karya pembudidaya ikan air tawar bisa memberikan manfaat besar di berbagai sektor. Selain pemenuhan gizi keluarga, juga membantu mengurangi stunting, menekan inflasi, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah,” ujar Wahyu saat membuka Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar (Kolam Terpal) dan Sarana Prasarana di Malang, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, pelatihan yang digelar Dispangtan merupakan tindak lanjut dari usulan Musrenbang kelurahan, Musrenbang tematik, dan pokok pikiran DPRD Kota Malang. Peserta dibekali ilmu dan praktik budidaya yang bisa diterapkan meski di lahan terbatas. Selain itu, mereka juga mendapatkan bantuan satu paket budidaya ikan air tawar agar bisa langsung berproduksi.
“Harapannya, dari lahan terbatas bisa lahir kreativitas ekonomi. Jika dikelola dengan baik, hasilnya akan sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama bagi keluarga terdampak stunting,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, menjelaskan bahwa terdapat 103 peserta dari 25 kelurahan yang mengikuti pelatihan ini. Saat ini, jumlah pembudidaya ikan air tawar di Malang sudah mencapai 150 lebih, dan akan terus ditingkatkan.

“Tahun lalu kita berhasil menghasilkan ratusan ribu ton ikan air tawar. Untuk 2025, targetnya naik menjadi 160 ribu ton, dengan melibatkan 751 pembudidaya,” jelas Slamet.
Ia menambahkan, Dispangtan akan memberikan pendampingan berkelanjutan, mulai dari penyuluhan, monitoring, evaluasi hingga penguatan kualitas. Hasil panen ikan nantinya bisa dipasarkan dalam bentuk mentah maupun produk olahan, sehingga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Budidaya ikan air tawar berbasis kolam terpal ini diharapkan menjadi solusi kreatif bagi warga Malang yang memiliki keterbatasan lahan. Tak hanya membuka peluang usaha baru, tapi juga memperkuat ketahanan pangan sekaligus membantu mewujudkan generasi bebas stunting di Kota Malang. (Ab)