Cukup Imbang antara Paslon 1 dan 2 dalam Debat Pilkada 2 Kab. Malang
CITILIVE – Dalam debat kali ini cukup imbang karena antara Paslon 1 dan 2 sudah mulai bisa menjawab pertanyaan dari Paslon dan sesuai jawaban dengan pertanyaan. Debat kali ini cukup baik, karena semua Paslon hampir bisa menguasai materi yang ada.
Pertanyaan, tanggapan, maupun jawaban sangat sinkron dan bisa dikritisi secara positif. Dalam debat kali ini lebih membahas program kerja antar Paslon dan untuk sesi debat sama seperti kemarin yang mana ada sesi tanya jawab, tanggapan, diskusi atau debat, dan lain sebagainya.
Hal-hal yang ditanyakan oleh Panelis lebih ke infrastruktur jalan, pemekaran wilayah, birokrasi dan pelayanan publik, perizinan mengenai pajak, pelayanan publik bidang kesehatan, sektor pariwisata, mental healthy, gotong royong pembangunan daerah, peningkatan kinerja pegawai, dan lain-lain.
Ada isu yang menarik untuk diangkat atau dibahas kali ini, yaitu kesehatan mental yang perlu dikaji oleh setiap Paslon. Dalam debat calon Bupati dan Wakil Bupati Malang 2024, pasangan calon (paslon) nomor 1, Drs. H. M. Sanusi, M.M., dan paslon nomor 2, H. Gunawan HS, SH., M.Hum., menyampaikan gagasan mereka terkait penanganan kesehatan psikologis masyarakat.
Menanggapi pertanyaan mengenai upaya penyelesaian masalah kesehatan mental akibat perundungan dan penyalahgunaan narkoba, paslon nomor 1 menekankan pentingnya pendidikan berbasis keagamaan dan pola hidup sehat. Drs. H. M. Sanusi, M.M., mengusulkan program “Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)” dengan mendorong kebiasaan berolahraga, makan makanan sehat, serta rutin memeriksakan kesehatan.
Selain itu, ia menggarisbawahi perlunya pembinaan mental sejak usia dini melalui sekolah berbasis keagamaan. “Kita wajibkan anak SD dan SMP bisa membaca kitab sucinya masing-masing,” ujar Sanusi. Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan publik, termasuk layanan administrasi kependudukan yang lebih mudah diakses masyarakat.
Sementara itu, paslon nomor 2, H. Gunawan HS, SH., M.Hum., menekankan pentingnya pendampingan bagi korban perundungan dan penyalahgunaan narkoba. Ia berencana membangun “Positive Thinking Center” sebagai pusat konseling dan pendampingan psikologis, terutama bagi generasi muda.
“Kami ingin membantu anak-anak, terutama Gen Z, agar tidak mudah rapuh dan bisa menghadapi tantangan dengan optimisme,” paparnya.
Dua pendekatan yang berbeda ini menunjukkan visi masing-masing kandidat dalam menangani permasalahan kesehatan mental di Kabupaten Malang. Pemilih diharapkan dapat menentukan pilihan berdasarkan program yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
