Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
11/08/2025
CITILIVE

Cak Imin Dorong Pembentukan Migrant Center di Kabupaten Malang, Gandeng Perguruan Tinggi

rifamahmudah
  • Agustus 10, 2025
  • 2 min read
Cak Imin Dorong Pembentukan Migrant Center di Kabupaten Malang, Gandeng Perguruan Tinggi

CITILIVE – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Abdul Muhaimin Iskandar, mendorong pembentukan migrant center di Kabupaten Malang sebagai pusat layanan terpadu bagi pekerja migran Indonesia. Fasilitas ini direncanakan melibatkan berbagai perguruan tinggi di wilayah Malang Raya, mulai dari tahap riset hingga pemberdayaan. Dorongan tersebut disampaikan Cak Imin saat membuka Global Talent Day 2025 di pendapa eks Kawedanan Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (9/8/2025). Acara ini dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Leontinus Alpha Edison, anggota DPR RI Hasanuddin Wahid, Bupati Malang HM Sanusi, Wakil Bupati Lathifah Shohib, dan jajaran kepala perangkat daerah Pemkab Malang.

Menurut Ketua Umum DPP PKB itu, migrant center akan menjadi terobosan strategis dalam meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran. “Saya berkomitmen bersama perguruan tinggi di Malang untuk membangun migrant center, mulai dari proses riset, advokasi, hingga pemberdayaan, agar terkonsep sistematis dari hulu ke hilir,” kata Cak Imin. Ia menilai, keberadaan migrant center di Kabupaten Malang akan membuat upaya pemerintah lebih terukur, sistematis, dan tidak berjalan secara sporadis. “Kita ingin Malang menjadi pusat global talent yang membanggakan Jawa Timur dan Indonesia,” ujarnya.

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009–2014) ini menjelaskan, operasional migrant center nantinya akan menggandeng kampus-kampus di Malang Raya. Sistem ini mencakup pendampingan sejak calon pekerja migran berada di desa hingga kembali ke tanah air, termasuk program pasca-kepulangan. “Sejak di desa, kecamatan, sampai berangkat dan pulang lagi, semua dalam sistem pemberdayaan,” jelasnya.Cak Imin menegaskan, hingga kini belum ada migrant center yang terbangun secara khusus sebagai proyek percontohan nasional. Beberapa daerah memang telah memiliki layanan parsial, seperti di Wonosobo, namun belum terintegrasi penuh. “Kita ingin menghubungkan seluruh proses, mulai dari rekrutmen hingga pekerja migran kembali, agar akses dan perlindungan lebih optimal,” pungkasnya. (Ab)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *