Budidaya Lele-Kangkung Jadi Andalan Kota Malang Tekan Stunting dan Dorong Kemandirian Pangan

CITILIVE – Pemerintah Kota Malang terus memperkuat strategi pengentasan stunting dengan menggencarkan program budidaya ikan air tawar berbasis rumah tangga. Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan), skema ini dikolaborasikan dengan penanaman sayuran, seperti kangkung, demi mendorong pemenuhan gizi masyarakat secara mandiri.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, menyebutkan bahwa program ini digulirkan secara masif di lima kecamatan. Para penerima manfaat yang tergabung dalam kelompok budidaya ikan diberi bantuan sarana seperti ember budidaya, selang aerator, aerator dua lubang, serok benih, cup gelas, paranet, pakan ikan, bibit ikan lele, serta benih kangkung.

“Kombinasi budidaya lele dan tanaman kangkung ini cukup efektif. Kotoran ikan bisa menjadi nutrisi alami bagi pertumbuhan kangkung tanpa harus menggunakan pupuk kimia,” jelas Slamet saat ditemui dalam acara HIPMI Fresh Market di Balai Kota Malang, beberapa waktu lalu.
Tak hanya menyasar aspek pangan sehat, program ini juga diarahkan untuk memaksimalkan lahan sempit di lingkungan rumah, serta menumbuhkan budaya gemar makan ikan dan sayur di kalangan warga. Menurut Slamet, 87 pelaku budidaya ikan telah mendapatkan pelatihan teknis dan dukungan sarana lengkap.
“Kami ingin membekali masyarakat bukan hanya alatnya, tapi juga pengetahuan yang aplikatif. Harapannya mereka bisa mandiri memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” ujarnya.
Dispangtan juga membuka peluang untuk pengembangan budidaya jenis ikan lain yang mudah dirawat dan bernilai gizi tinggi. Tujuannya, menciptakan kemandirian pangan berbasis keluarga dan komunitas.
“Kami masih mencari opsi jenis ikan lain yang cocok untuk sistem rumah tangga. Semangat masyarakat akan terus kami dorong,” imbuh Slamet.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Ketua TP PKK Kota Malang, Hanik Andriani Wahyu Hidayat, yang mengajak para ibu rumah tangga aktif berperan dalam menekan angka stunting dari lingkungan terkecil.
“Kami ingin program ini tidak hanya sukses secara teknis, tetapi benar-benar hidup di keluarga-keluarga. Gemar makan ikan dan sayur harus jadi budaya sehari-hari,” tegasnya.
Sebagai Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN) Kota Malang, Hanik juga menekankan pentingnya inovasi dalam budidaya, agar tidak hanya menyentuh aspek kesehatan, tapi juga berpotensi menambah nilai ekonomi.
“Ada peluang besar jika budidaya ini dikembangkan serius. PKK siap bersinergi dan Dispangtan juga akan terus memberi pembinaan dan fasilitasi agar masyarakat bisa berkembang,” tutupnya.
Dengan pendekatan terpadu antara edukasi gizi, pemberdayaan ekonomi, dan pemanfaatan sumber daya lokal, program budidaya ikan lele dan kangkung ini diharapkan menjadi model keberhasilan pengentasan stunting sekaligus penggerak ekonomi mikro di Kota Malang. (Ab)