Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
23/07/2025
CITILIVE

Bincang Literasi Manuskrip Kuno bersama Pak Edi dan Prof. Oman

Selli
  • Desember 1, 2024
  • 4 min read
Bincang Literasi Manuskrip Kuno bersama Pak Edi dan Prof. Oman

CITILIVE – (30/11/24) Perpus Sejarah dan Budaya Puspa Lulut, kedatangan Guru Besar Filologi FAH UIN Syarif Hodayatullah Jakarta: Pengampu Ngariksa, Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum. Beliau mengunjungi perpus milik Pak Lulut Edi Santoso, M.Pd, selaku guru Seni Budaya juga di SMAN 3 Malang.

Kebetulan, dalam kunjungan tersebut Prof. Oman sekalian membuat Podcast untuk sobat Ngariksa yang ada di YouTube channel, bernama Ngariksa TV. Dalam kunjungan tersebut antara Pak Lulut dan Pak Oman atau yang kita kenal dengan Kang Oman sedang berelaborasi mengenai transkrip manuskrip buku lama atau kuno yang dipunya Pak Lulut.

Buku kuno yang dimiliki juga sedang dijadikan tempat riset oleh mahasiswa S1 Sejarah UIN Surabaya, Anis Bahtiyar, S. Hum yang akan melanjutkan S2 nya di UI jurusan Filologi. Manuskrip kuno atau buku lama yang dimiliki Pak Lulut meliputi terjemahan bahasa Arab, Jawa Kuno, Pegon, dan lain sebagainya. Fokus buku yang dikaji lebih ke buku sejarah dan budaya, sesuai dengan latar belakang terbentuknya perpus.

Bincang literasi Pak Edi dan Prof. Oman

Barang-barang lama atau antik juga ada disini, sehingga menambah kesan atau suasana yang syahdu, cocok untuk bincang-bincang sejarah. Terdapat kitab yang menarik untuk dikaji saat proses pemilihan dan pemilahan buku adalah Kitab Tarikat Naqsyabandiyah dengan Penulis Kyai Abu Bakrin Demak.

Prof. Oman beserta timnya juga membantu Pak Lulut dalam mendigitalisasikan buku-buku yang dipunya untuk bisa diakses masyarakat umum agar sumber yang berkaitan dengan buku tersebut semakin banyak dan menambah ilmu. Sebagai pengampu Ngaj Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa), Prof. Oman dan tim melakukan digitalisasi buku di “Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia” (DREAMSEA), program melestarikan dan menyelamatkan manuskrip kuno di Asia Tenggara, diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca Juga:  Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara Latih Relawan Fotografi dan Dongeng

Jadi buku-buku kuno yang belum dimanuskrip oleh pihak DREAMSEA segera dilakukan assesmen (penilaian) dan dilakukan digitalisasi. Mulai dari lontar, alat & bahan dari perunggu, litografik, dan lain-lain ada disini.

Proses Digitalisasi buku kuno yang ada di Perpus Sejarah dan Budaya Puspa Lulut oleh tim DREAMSEA

Pak Lulut Edi sekaligus kolektor yang sudah mendirikan perpus selama 16 tahun ini mendapatkan buku-buku kuno dari keluarga dan ada yang beli. Hal ini ditegaskan dalam wawancara Prof. Oman:

“Saya awalnya dari keluarga. Yang ditemukan baru satu saja dari keluarga itu. Lain-lainnya dari keluarga katanya sudah banyak dikubur. Yang lainnya kemudian mencari di lingkungan terdekat. Ya siapapun saya tanya di lingkungan Malang, sulit sekali untuk mendapatkan. Akhirnya di Malang saya dapat total itu hanya lima. Lima naskah. Yang lain saya mengumpulkan dari, paling enggak dari Jakarta sampai Lombok yang paling jauh. Yang saya jadi agak merasa unik, saya temukan naskah itu dari kolektor di Papua. Ternyata naskah tek Jawa dibawa orang ke sana, dijual di sana, saya tarik lagi ke Jawa. Saya beli lagi”

Motivasi Pak Lulut dalam mengoleksi manuskrip tersebut, adalah suka mengumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan teka-teki tulis.

“Banyak hal saya tertarik mengumpulkan itu. Salah satunya, saya senang dengan hal-hal terkait dengan tek-tek tulis, walaupun saya tidak bisa baca Arab dan Jawa. Hanya bisa paling baca Al-Quran pun enggak lancar. Ada keprihatinan satu, di masyarakat itu tidak terurus. Itu menjadi salah satu motivasi. Kemudian ketika saya ada kesempatan jalan-jalan ke Malaysia, saya melihat untuk memfoto satu lembar naskah, ingat saya Rp. 3 atau Rp. 5. Betapa mahalnya? Sementara kita terabaikan. Maka daripada semuanya ke sana atau dibuang, saya berusaha mengumpulkan dengan upaya saya, dengan energi yang saya punya, walaupun terus terang ini tanpa sepengetahuan dan seizin istri. Artinya uang yang dikeluarkan untuk membeli itu, kadang-kadang tanpa pemberitahuan ke istri. Saya punya keyakinan bahwa mengajar itu spirit utamanya berbagi ilmu”

Baca Juga:  Wali Kota Malang Serahkan LKPD Unaudited Kepada BPK

Jadi tetap lestarikan budaya Jawa dan Indonesia karena itu identitas kita dan tidak bisa dihilangkan, kecuali generasi muda yang sudah abai dengan sejarah!