BI dan OJK Bedah Peran Strategis UMKM dalam Talkshow Usai Pembukaan UKW PWI Malang Raya
CITILIVE – Seusai pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan 59 oleh Wali Kota Malang, rangkaian acara dilanjutkan dengan talkshow ekonomi yang menghadirkan perwakilan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesi ini membahas peran strategis UMKM sebagai penopang mayoritas perekonomian Indonesia sekaligus tantangan pembiayaannya.
Perwakilan BI menegaskan alasan mengapa lembaga yang dikenal sebagai penjaga stabilitas rupiah itu ikut terlibat dalam pengembangan UMKM.
“Meski tugas utama BI adalah menjaga stabilitas rupiah mulai dari inflasi hingga sistem pembayaran UMKM tetap menjadi fokus karena kontribusinya sangat besar,” ujar narasumber BI dalam forum tersebut.
BI memaparkan bahwa 59 persen entitas usaha di Indonesia adalah UMKM, dengan kontribusi ekonomi mencapai sekitar 60 persen dari PDB nasional. Dengan skala sebesar itu, UMKM dianggap sektor paling strategis dan paling dekat dengan kehidupan masyarakat.
“Ketika UMKM tumbuh, dampaknya langsung dirasakan rumah tangga di Indonesia. Inilah alasan BI berpartisipasi membangun kapasitas UMKM,” paparnya.
Selain menjaga nilai tukar dan kestabilan harga barang/jasa, kebijakan moneter BI turut mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap produk UMKM. Untuk mempercepat perputaran uang, BI mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui:
• QRIS untuk mempercepat transaksi dan distribusi uang di tingkat UMKM,
• BI-FAST untuk pembayaran antarbank yang lebih cepat dan murah.
BI juga aktif mengembangkan klaster UMKM pangan serta membina UMKM desa wisata, termasuk yang berada di wilayah Poncokusumo, Kabupaten Malang.
“Pembangunan kapasitas UMKM menjadi kunci. Dari produksi, transaksi, hingga pemasaran digital, semua harus diperkuat,” tambahnya.
OJK, sebagai mitra sistem keuangan UMKM, menyoroti rendahnya akses permodalan pelaku usaha kecil. Dari sekitar 65 juta pelaku UMKM nasional, baru sekitar 42 juta yang bisa mengakses kredit perbankan.
“Akses pembiayaan masih di bawah 19 persen. Jika ini tidak ditingkatkan, kontribusi UMKM ke ekonomi akan stagnan,” jelas narasumber OJK.
Di Kota Malang sendiri, total pembiayaan UMKM yang tercatat mencapai Rp 11,02 triliun, menyumbang 18,20 persen dari porsi nasional. Dengan 37,8 persen pelaku UMKM di Kota Malang, potensi peningkatannya dinilai masih besar.
Namun terdapat sejumlah kendala:
• syarat agunan yang tidak terpenuhi,
• UMKM beralih ke pinjaman online yang berisiko tinggi,
• suku bunga kredit UMKM masih relatif tinggi,
• masih rendahnya literasi keuangan dan pencatatan usaha.
Karena itu, OJK mendorong implementasi aturan baru tentang kemudahan akses pembiayaan UMKM, termasuk penyederhanaan analisis kelayakan dan mitigasi risiko.
“UMKM membutuhkan saluran pembiayaan yang mudah, aman, dan terukur agar bisa naik kelas,” tegasnya.
Sesi talkshow juga menyinggung peran penting jurnalis dalam ekosistem UMKM. Melalui UKW, PWI menegaskan pentingnya wartawan yang berkompeten, jujur, dan mampu memberikan edukasi publik.
“Jurnalis harus memahami isu ekonomi, termasuk UMKM, agar bisa memberikan informasi yang benar dan mendidik masyarakat,” ujar perwakilan PWI.
Selain kemampuan menulis, jurnalis dituntut memahami literasi keuangan, dinamika pembiayaan, dan perilaku ekonomi masyarakat.
Sponsorship UKW Angkatan 59 PWI Malang Raya
- Universitas Insan Budi Utomo (UIBU)
- Bank Indonesia Malang
- Pemerintah Kota Malang
- Pemerintah Kabupaten Malang.
- Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang
- Otoritas Jasa Keuangan Malang
- Bank Central Asia (BCA) Malang
- PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus
- PT Best Profit Futures
- Tychi Hotel
- Universitas Negeri Malang (UM)
- Politeknik Negeri Malang (Polinema)
- The Alana Hotel
- Perumda Tugu Tirta Kota Malang
- Golden Tulip Hotel
- Ijen Suites
- Grand Mercure Malang Mirama
- Pemuda Pancasila Kota Malang
- Hotel Pelangi
