Antisipasi Macet Hari Pertama Sekolah, Dishub dan Satlantas Siapkan Langkah di Titik Rawan Kota Malang

CITILIVE – Menjelang hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026 yang dimulai Senin (14/7), Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Malang Kota telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mengurai potensi kemacetan di sekitar sekolah-sekolah favorit. Sejumlah titik rawan kemacetan telah dipetakan, terutama di kawasan pendidikan padat seperti Jalan Bandung, Jalan Veteran, Jalan Ijen, dan kawasan Soekarno Hatta.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyebutkan pihaknya telah melakukan survei dan analisa lalu lintas sejak awal pekan. Hasilnya, ditemukan setidaknya 15 titik padat kendaraan yang berpotensi menimbulkan kemacetan parah saat jam masuk sekolah, khususnya pukul 06.00–08.00 WIB. “Kami akan menerjunkan petugas lapangan sejak pukul 06.00 di titik-titik padat untuk mengatur lalu lintas dan mengawasi area drop-off kendaraan,” ujar Widjaja kepada MalangLive, Sabtu (12/7).
Sementara itu, Kasatlantas Polresta Malang Kota, Iptu Muhammad Alif Chelvin Arliska, menegaskan pihaknya telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas sementara, termasuk kemungkinan pengalihan arus dan penerapan sistem satu arah di kawasan sekolah tertentu. “Kami juga akan menempatkan personel di titik padat dan bekerja sama dengan sekolah untuk menyosialisasikan jadwal antar-jemput yang tertib. Edukasi kepada orang tua sangat penting,” tegas Alif Chelvin.
Enam Langkah Antisipasi Dishub–Satlantas:
1. Pemetaan titik rawan kemacetan berdasarkan data tahun sebelumnya dan pantauan CCTV.
2. Rekayasa lalu lintas sementara seperti buka tutup jalur, pengalihan arus, dan pengaturan satu arah.
3. Penempatan petugas gabungan Dishub dan Satlantas di minimal 15 titik mulai pukul 06.00 WIB.
4. Pemasangan rambu portabel dan cone untuk membatasi parkir liar dan jalur kendaraan.
5. Edukasi dan imbauan kepada orang tua siswa agar tidak parkir sembarangan dan mengikuti aturan drop zone.
6. Simulasi terbatas drop-off kendaraan di beberapa sekolah sejak Sabtu pagi.
Dishub juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sejumlah kepala sekolah untuk membantu penyebaran informasi kepada orang tua siswa, termasuk pembagian jadwal masuk bergelombang dan penggunaan jalur alternatif. “Kami tidak bisa bekerja sendiri.
Sekolah harus aktif ikut mengatur pola jemput dan koordinasi dengan wali murid,” imbuh Widjaja. Tahun ini diprediksi terjadi lonjakan kendaraan antar-jemput karena banyaknya siswa baru yang diantar langsung orang tua. Dishub meminta warga menggunakan moda transportasi alternatif jika memungkinkan. “Kalau semua kompak, kemacetan bisa ditekan. Tapi kalau tidak tertib, kemacetan bisa meluas hingga ke jalur utama,” ujarnya.