Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
19/04/2024
SPORTLIVE

Saat Enam Legiun Asing Tim Singo Edan Mundur, Felipe Bertahan.

  • Oktober 13, 2020
  • 6 min read
Saat Enam Legiun Asing Tim Singo Edan Mundur, Felipe Bertahan.

MALANG, malangpost.id – Loyalitas tetap menjadi pilihan bijak. Bahkan harga mati bagi pelatih penjaga gawang Arema FC, Martin Goncalves Felipe Americo. Meski Ketum PSSI, Mochamad Iriawan menerbitkan dua surat keputusan, skema penggajian pemain dan pelatih Liga 1 2020 di masa pandemi Covid-19.

Saat enam legiun asing tim Singo Edan lainnya, tak sepakat nilai materi pada rekontrak SKEP/48/III/2020 (skema gaji 25 persen) dan SKEP/53/VI/2020 senilai 50 persen, dan memilih mundur. Justru pelatih kiper asal Rio de Janeiro, Brasil tersebut bergeming. Tetap memilih bertahan di Arema. 

Mereka yang mundur adalah trio Argentina, Roberto Mario Carlos Gomez (head coach), Marcos Gonzales (fitness coach), Jonathan Jesus Bauman, dan  Elías Patricio Alderete, serta dua pemain asing lainnya Oh In-kyun (Korea Selatan) dan Matías Daniel Malvino Gomez (Uruguay).

Situasi sulit tidak terhindarkan

Felipe Americo menyebut, situasi krisis serba sulit saat pandemi Covid-19, tak hanya dialami Liga 1 2020 di Indonesia saja. Seantero dunia, termasuk kompetisi di negerinya sendiri, Brasil, juga merasakan wabah tersebut.  

‘’Loyalitas terhadap klub, menjadi harga mati bagi saya. Saya tak merasa terusik. Yang mundur itu hak profesional mereka. Saya mengerti semua kompetisi sepak bola di seluruh dunia -termasuk Indonesia- terhenti dan ada situasi sulit finansial klub. Tapi itu bukan alasan bagi saya untuk mundur juga dari Arema,’’ kata Felipe.

Diakuinya, semua orang membutuhkan uang. Tapi dalam situasi force majeur dan krisis Covid-19,  loyalitas lebih utama daripada uang.

‘’I thank God for being part of a wonderful and giant club, Arema FC,’’ ujar pelatih kelahiran 5 Juli 1982 berlisensi C  CONMEBOL (Confederacion Sudamericana de Futbol) tersebut.

Baca Juga:  Sejarah Baru World Cup 2022: Lantunan Al-Qur’an pada Pembukaan Piala Dunia

Felipe sendiri tertahan di Malang, sejak wabah virus corona pertama kali melanda Indonesia, 16 Maret silam, hingga saat ini.

Dia harus terpisah jauh 15 ribu kilometer dengan Joao Felipe Americo (16 tahun), putra semata wayangnya. Sang buah hati, berada di Rio de Janeiro Brazil.

Sebagai single parent, Felipe mau tak mau harus menitipkan pengawasan putra tunggalnya, kepada kedua orangtuanya yang tinggal bersama di Avenie Americas 411 Apt 1608 Block 2 Rio de Janeiro, Brazil.

‘’Tak masalah saya harus jauh dengan anak di Brasil. Dia ada tinggal di rumah ditemani orangtua saya. Saya di Malang kerja. Semua untuk kebutuhan masa depan dan sekolah dia. Tidak mudah jadi ayah sekaligus ibu bagi anak. Apalagi saya hanya bisa komunikasi lewat telpon dan awasi dia dari jarak jauh. Tapi tidak apa. Semua demi dia dan orangtua saya. Nanti kalau ada libur dan virus corona sudah hilang, saya ingin dia liburan ke Malang,’’ ujar Felipe.  

Aktivitas lain juga dijalani

Keseharian mantan pelatih kiper Botafogo FR U20 (Campeonato Brasileiro Sub-20) di rumah kontrakan yang disediakan klub, di kawasan Perumahan Ijen Nirwana Malang, banyak aktivitas dia lakukan. Selain rutinitas latihan tim pagi dan sore. Mulai dari jalan-jalan, jogging dan membuat beberapa rekaman video seputaran Kota Malang. Termasuk mencoba meracik masakan Indonesia sendiri.

‘’Malang has Arema. I’ve never felt such a positive atmosphere as Arema’s fans. It’s a shame not to have a fan in the league.  The club is a giant of football, I am honored and grateful to everyone who has believed in my work.  I am loving the city of Malang, a beautiful and peaceful city and  I adapted very well,’’ katanya.

Baca Juga:  Liga 1 Indonesia: Format baru diharapkan beri pengaruh positif kompetisi

Karenanya, saat ada waku kosong di sela-sela latihan, Felipe lebih banyak jalan-jalan di kota ini. Mawa kamera video dan foto. Dia juga sangat suka masak nasi goreng. Bahkan sudah menjadi makanan favoritnya. Apalagi di Brasil, dia juga suka dengan crazy rice, yang dia temui di nasi goreng ala Indonesia.

Punya cita-cita tersendiri

Konsisten dengan profesinya sebagai pelatih kiper di Arema, di masa pandemi Covid-19 ini, karena dia memiliki cita-cita dan target, yang belum terwujud di Arema. Yakni diantara empat kiper Arema, harus mampu masuk Timnas Indonesia. Juga merasakan gelar bersama Arema di Liga 1.

‘’Secara pribadi, saya juga mempunyai target suatu saat kelak ingin menjadi pelatih kiper Timnas Indonesia. Karena di Indonesia mempunyai banyak bakat-bakat penjaga gawang bagus untuk ke depan. Termasuk di Malang dan itu jadi tantangan saya untuk masuk Timnas Indonesia,’’ tandas Felipe.

Karena itulah, Felipe menaruh kekaguman tersendiri kepada kiper-kiper Indonesia. Berdasarkan pengalamannya, dia menyadari bahwa penjaga gawang Tanah Air memilki potensi sangat besar.

Felipe Americo mengatakan, pemain lokal yang pernah ia latih, memiliki kepribadian menarik. Hal yang membuatnya kagum adalah etos kerja para pemain tersebut.

‘’Saya suka dengan gaya kiper Indonesia. Masing-masing memiliki kepribadian positif, tetapi secara umum mereka adalah penjaga gawang hebat,’’ katanya.

Dia menilai talenta brilian kiper lokal menjadi wadah tepat baginya untuk mencurahkan tenaga dan pikiran. Felipe berharap bisa membantu dalam evolusi kiper-kiper tersebut.

Bukan abal-abal

Sepak terjang Felipe Americo, dalam memoles kiper-kiper patut diperhitungkan. Sebelum berlabuh ke Arema FC, Felipe terlebih dahulu menukangi Barito Putra pada 2017-2018. Bersama Laskar Antasari, dia melatih Dian Agus Prasetyo, Aditya Harlan, M Riyandi dan Shahar Ginanjar.

Baca Juga:  Nasib Kompetisi Ditentukan Besok, Arema FC Siapkan Siasat.


Di Barito Putra dia menunjukan kemampuannya. Berkat tangan dingin sang pelatih, Aditya Harlan masuk jajaran raja penyelamatan paruh musim 2018 dengan catatan 46 save. Selain itu, Riyandi tampil mengesankan bersama dengan Timnas U19. Namun, pada awal musim 2019, dia berpisah dengan Barito Putera, untuk mengikuti kursus kepelatihan dan melatih Botafogo RJ.

Musim 2020, Felipe menapaki babak baru bersama Arema FC. Dia memulai proyek besar bersama empat kiper Arema FC: Kartika Ajie, Utam Rusdiana, Andryas Francisco, dan Teguh Amirudin. (act/rdt)
 

BIODATA

Nama                    : Felipe Americo Martins Goncalves

Panggilan             : Lipinho

Lahir                      : Rio de Janeiro, Brazil, 5 Juli 1982

Lisensi                   :  C CONMEBOL (Confederacion Sudamericana de Futbol)

Istri                        : –

Anak      : Joao Felipe (16 tahun)

Alamat                  : Avenie Américas 411 Apt 1608 Block 2, Rio de Janeiro, Brazil

Karir pelatih :

2020 Arema FC (Indonesia Liga 1)

2019 Botafogo FR U20 (Campeonato Brasileiro Sub-20)

2018 Barito Putera (Indonesia Liga 1)

2017 Barito Putera (Indonesia Liga 1)

2016 Botafogo FR U17 (Brasileiro U17)

2016 Nova Iguaçu FC (Campeonato Carioca, Brazil)