Mutiara Cerita dari Madura: Membongkar Isi Manuskrip Kiriman Abdur Rahman Al-Kalampoki

Assalamu’alaikum, Sampurasun…

Sobat ɴɢᴀʀɪᴋꜱᴀ,
Menjelang tahun baru 2025, sebuah kisah menarik datang dari Madura yang saya dan Tim Ngariksa terima. Mas Abdur Rahman Al-Kalampoki tiba-tiba mengirimkan paket berisi manuskrip kuno yang diwariskan dari almarhum kakeknya, Mbah Frusa.

“Manuskrip ini saya kirimkan agar dapat bermanfaat untuk dikaji,” pesan Mas Rahman yang saya terima melalui inbox media sosial.

Awalnya, saya mengira ini hanya guyonan, namun ternyata Mas Rahman benar-benar mengirimkan paket berisi manuskrip yang dibungkus dengan karton dan plastik seadanya.

Saat membuka paketnya, saya sangat berhati-hati dengan lembaran-lembaran manuskrip Madura ini, agar artefak fisiknya tetap terjaga dan agar ilmu yang terkandung di dalamnya tetap lestari. Delapan manuskrip Pegon, Jawa, dan Arab ini tampak sudah lama tersimpan tanpa pernah dibuka, dengan sarang “telur cicak” di antara lembaran-lembaran kertas yang mulai rapuh. Ngariksa mendapat amanah untuk merawat dan mengkajinya.

Beberapa manuskrip tersebut mencantumkan kolofon yang memuat informasi mengenai nama-nama tokoh, wilayah, dan waktu yang sangat menarik untuk dianalisis lebih dalam.

Lantas, apa saja isi dari manuskrip Madura yang dikirim oleh Mas Abdur Rahman Al-Kalampoki ini? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak proses unboxing lengkapnya di Ngariksa #134: “Mutiara Cerita dari Madura”, yang akan tayang pada Jumat, 10 Januari 2025, pukul 20.00 WIB, di YouTube Ngariksa TV:
https://youtu.be/IBeEJtycHNY

Dukung pelestarian manuskrip dengan subscribe dan berikan komentar di YouTube Ngariksa atau Facebook @OmanFathurahman.

“Mari menatap masa depan dengan merawat masa silam.”

Salam Ngariksa,
𝕂𝕒𝕟𝕘 𝕆𝕞𝕒𝕟