Menavigasi Konflik Pernikahan: Kiat-Kiat dari Para Ahli
Pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang penuh dengan suka dan duka. Konflik dalam pernikahan adalah hal yang wajar dan tak terhindarkan, namun penting untuk mengetahui cara mengelolanya agar hubungan tetap sehat dan harmonis.
Berikut adalah beberapa kiat dari para ahli untuk menavigasi konflik pernikahan.
1. Komunikasi Terbuka dan Jujur
Menurut Dr. John Gottman, seorang pakar hubungan dan pendiri The Gottman Institute, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci dalam menyelesaikan konflik.
Pasangan harus belajar mendengarkan dengan empati dan berbicara tanpa menyalahkan. Mengungkapkan perasaan dengan kata-kata seperti “saya merasa” alih-alih “kamu selalu” dapat membantu mengurangi ketegangan.
2. Pahami dan Hargai Perbedaan
Setiap individu memiliki latar belakang, nilai, dan perspektif yang berbeda. Dr. Harville Hendrix, penulis buku “Getting the Love You Want”, menekankan pentingnya memahami dan menghargai perbedaan ini.
Alih-alih mencoba mengubah pasangan, fokuslah pada bagaimana perbedaan tersebut dapat memperkaya hubungan Anda. Karena pada akhirnya kita tidak bisa merubah seseorang, tapi harus dari orang itu yang mau berubah..
3. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah
Dalam buku “Hold Me Tight”, Dr. Sue Johnson menyarankan pasangan untuk fokus pada solusi daripada terus mempersoalkan masalah. Mengidentifikasi akar masalah dan bekerja sama untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Hal ini akan lebih efektif daripada saling menyalahkan. Karena dari sini, akan menemukan titik tengah dan solusi yang pas. Pastinya, semua melalui kesepakatan bersama. Karena rumah tangga untuk kepentingan bersama bukan pribadi.
4. Manajemen Emosi
Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis, menekankan pentingnya manajemen emosi dalam menyelesaikan konflik. Saat emosi memuncak, cobalah untuk tenang sejenak sebelum melanjutkan diskusi.
Teknik pernapasan dalam atau melakukan aktivitas yang menenangkan dapat membantu mengontrol emosi. Karena dari sini, kita tidak gampang tersulut emosi dan kita nantinya lebih tenang dalam menghadapi masalah.
5. Waktu Khusus untuk Bersama
Meluangkan waktu khusus untuk bersama tanpa gangguan dapat memperkuat ikatan emosional. Dr. Gary Chapman, penulis “The Five Love Languages”, menyarankan pasangan untuk menemukan dan mengungkapkan cinta dalam bahasa cinta pasangan mereka.
Waktu berkualitas bersama dapat membantu meredakan konflik dan membangun kembali kedekatan. Karena kadang kebutuhan emosi yang kurang mampu mendukung seseorang untuk berkonflik karena kurang komunikasi.
6. Konsultasi dengan Ahli
Jika konflik pernikahan terus berlanjut dan sulit diselesaikan, konsultasi dengan terapis pernikahan dapat menjadi langkah yang bijak. Terapis dapat memberikan perspektif yang netral dan alat-alat yang diperlukan untuk menyelesaikan konflik.
Menurut penelitian, pasangan yang mengikuti terapi pernikahan cenderung memiliki komunikasi yang lebih baik dan hubungan yang lebih sehat. Karena dari sini, kita akan belajar bersama bagaimana mempertahankan suatu hubungan
7. Komitmen pada Perubahan
Mengatasi konflik pernikahan memerlukan komitmen dari kedua belah pihak untuk berubah dan berkembang. Dr. Terri Orbuch, seorang profesor sosiologi, menyatakan bahwa pasangan yang berhasil adalah mereka yang bersedia untuk terus belajar.
Membuat perubahan kecil namun konsisten dalam cara berkomunikasi dan berinteraksi dapat memberikan dampak besar pada hubungan. Karena saat komunikasi baik, apapun perubahannya bisa diatasi dengan baik.
Menavigasi konflik pernikahan memerlukan usaha dan dedikasi, namun dengan mengikuti kiat-kiat dari para ahli, pasangan dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis.