Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
30/07/2025
SPOOTLIVE

Kampanye tanpa Sampah: Mungkinkah Malang menjadi Kota Percontohan?

Selli
  • Januari 17, 2025
  • 3 min read
Kampanye tanpa Sampah: Mungkinkah Malang menjadi Kota Percontohan?

CITILIVE Kota Malang, yang dikenal sebagai salah satu kota pendidikan dan wisata di Indonesia, mulai menggencarkan upaya untuk menjadi kota bebas sampah. Kampanye ini diusung sebagai respons atas meningkatnya volume sampah harian yang mencapai ratusan ton dan ancaman lingkungan yang semakin serius. Dengan berbagai inovasi, kebijakan, dan dukungan dari masyarakat, mungkinkah Malang benar-benar menjadi kota percontohan untuk gerakan tanpa sampah?

Tantangan Sampah di Malang

Malang menghasilkan sekitar 600 ton sampah setiap harinya, dengan sebagian besar berasal dari rumah tangga dan pasar tradisional. Sampah organik mendominasi, namun sampah anorganik seperti plastik dan kertas terus bertambah. Kendati sudah ada tempat pembuangan akhir (TPA), kapasitasnya kian terbatas. Kondisi ini menuntut solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengandalkan pengelolaan, tetapi juga pencegahan sejak sumbernya.

Salah satu tantangan besar adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Sebagian warga masih menganggap bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Pola pikir ini harus diubah melalui kampanye yang berkelanjutan.

Inisiatif Kota Malang

Kota Malang telah meluncurkan beberapa program inovatif untuk menangani permasalahan sampah. Salah satu program yang mencuri perhatian adalah Bank Sampah Malang (BSM), yang memungkinkan warga menabung sampah anorganik dan mendapatkan insentif finansial. Hingga kini, BSM telah berhasil mengurangi ribuan ton sampah yang berakhir di TPA setiap tahunnya.

Selain itu, pemerintah kota juga mulai menerapkan kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Penggunaan kantong ramah lingkungan kini menjadi tren di kalangan masyarakat.

Inisiatif lain yang patut diapresiasi adalah kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta dalam mengedukasi masyarakat. Beberapa komunitas lingkungan di Malang, seperti Komunitas Malang Tanpa Plastik, aktif menyelenggarakan kampanye, seperti bersih-bersih kota dan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi kompos.

Baca Juga:  5 Tips Aman Menatap Layar HP agar tidak Merusak Mata

Dukungan Teknologi dan Edukasi

Pemanfaatan teknologi juga menjadi kunci dalam mendukung kampanye ini. Kota Malang tengah mengembangkan aplikasi digital untuk membantu warga melaporkan titik-titik sampah liar, mencari lokasi bank sampah terdekat, dan memberikan panduan pemilahan sampah.

Edukasi sejak dini juga mendapat perhatian serius. Di beberapa sekolah, kurikulum pengelolaan sampah telah dimasukkan ke dalam pelajaran muatan lokal. Siswa diajarkan cara memilah sampah, membuat kompos, dan memahami dampak buruk sampah bagi lingkungan.

Bisakah Malang menjadi Kota Percontohan?

Meski tantangannya besar, langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan bahwa Malang berada di jalur yang benar. Kuncinya adalah konsistensi dan kolaborasi. Semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelaku usaha, harus memiliki komitmen yang sama untuk mengurangi produksi sampah.

Keberhasilan kampanye ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan daya tarik Malang sebagai destinasi wisata ramah lingkungan. Jika diterapkan dengan baik, Malang berpotensi menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.

Dengan semangat gotong royong dan inovasi yang terus berkembang, harapan menjadikan Malang sebagai kota percontohan tanpa sampah bukanlah mimpi belaka. Kini, semua mata tertuju pada langkah konkret yang akan diambil kota ini ke depannya.