Menyambut Hari Tasu’a dan Asyura 1447 H

POPULER – Di tengah suasana menyambut tahun baru Hijriah 1447, umat Islam kembali diingatkan akan datangnya dua hari penuh keberkahan dan keutamaan spiritual: Hari Tasu’a (9 Muharram) dan Hari Asyura (10 Muharram). Dua hari istimewa ini tak sekadar momen dalam kalender, melainkan merupakan pintu ampunan, syukur, dan perenungan diri bagi siapa pun yang ingin memperbaiki hidupnya di hadapan Allah SWT.
Kapan Tasu’a dan Asyura 1447 H?
Menurut konversi kalender Hijriah ke Masehi, 1 Muharram 1447 H diperkirakan jatuh pada jumat, 27 Juni 2025. Maka, Hari Tasu’a akan jatuh pada sabtu, 5 Juli 2025, dan Hari Asyura pada minggu, 6 Juli 2025. Meski demikian, umat Islam disarankan untuk tetap menanti kepastian tanggal dari hasil rukyatul hilal dan sidang isbat resmi oleh Kementerian Agama RI. Keistimewaan Hari Tasu’a (9 Muharram) Hari Tasu’a adalah hari yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sebagai bentuk penyelisihan terhadap tradisi kaum Yahudi yang hanya berpuasa di hari Asyura. “Jika aku masih hidup tahun depan, aku akan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram.”(HR. Muslim) Keutamaan Hari Asyura (10 Muharram) Hari Asyura memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa di hari ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu. “Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim)
Selain sebagai wujud syukur atas diselamatkannya Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun, puasa ini juga menjadi penghapus dosa bagi orang-orang yang beriman dan bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Niat Puasa Sunnah Tasu’a dan Asyura
Berikut bacaan niat untuk melaksanakan puasa sunnah Tasu’a dan Asyura:Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram):نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَحَدِ تَسْعَةِ مِنْ مُحَرَّمٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى Nawaitu ṣawma ghodin ‘an aḥadin tas‘ah min Muḥarrama sunnatan lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku niat puasa sunnah esok hari di Tasu’a, 9 Muharram karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Asyura (10 Muharram):نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ عَاشِرَةٍ مِنْ مُحَرَّمٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى Nawaitu ṣawma ghodin ‘an ‘āsyaratin min Muḥarrama sunnatan lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Aku niat puasa sunnah esok hari di Asyura, 10 Muharram karena Allah Ta’ala.”
Amalan-Amalan Mulia di Hari Tasu’a dan Asyura
Selain berpuasa, terdapat banyak amalan yang dianjurkan untuk menghidupkan semangat spiritual di dua hari tersebut:
1. Memperbanyak dzikir dan istighfar – Sebagai bentuk taubat dan pengharapan ampunan dari Allah SWT.
2. Membaca Al-Qur’an dan memperbanyak tilawah – Menghidupkan hati dengan kalam-Nya di hari-hari penuh pahala.
3. Memberi sedekah – Menyantuni fakir miskin dan anak yatim, sebagaimana Rasulullah SAW sangat menganjurkan kebaikan sosial di hari-hari istimewa.
4. Menjalin silaturahmi dan berbagi makanan – Menyebarkan kedamaian dan kasih sayang antarsesama.
5. Mandi pagi (ghusl) dan berhias secukupnya – Sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap hari mulia.
Tasu’a dan Asyura: Momentum Hijrah Batin
Bulan Muharram adalah pembuka tahun dalam kalender Hijriah bulan penuh harapan, doa, dan pembaruan diri. Tasu’a dan Asyura bukan sekadar sejarah masa lampau, tetapi pengingat abadi bahwa Allah Maha Pemaaf dan senantiasa memberi kesempatan kepada hamba-Nya yang ingin berubah. Momentum ini mengajak umat Islam untuk hijrah secara batin: meninggalkan kebiasaan buruk, memperbaiki amal, mempererat ukhuwah, dan kembali menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan.