Amalan Rabu Wekasan 2025: Doa Tolak Bala dan Tradisi Para Ulama di Akhir Safar

POPULER – Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan dikenal sebagai hari Rabu terakhir bulan Safar yang diyakini sebagai momentum turunnya bala atau musibah. Dalam khazanah ulama salaf, hari ini dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan amal salih agar terhindar dari mara bahaya. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Rabu Wekasan tahun ini jatuh pada 20 Agustus 2025 yang bertepatan dengan 26 Safar 1447 H.
Pada tahun 2025, Rabu Wekasan bertepatan dengan Rabu, 20 Agustus 2025 atau 26 Safar 1447 H.
Sejarah Tradisi Rabu Wekasan
Tradisi amalan Rabu Wekasan telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Dalam kitab Mujarrabāt ad-Dairabī dijelaskan bahwa bulan Safar adalah bulan di mana Allah menurunkan bala ke bumi, terutama pada hari Rabu terakhir. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan amalan khusus sebagai bentuk ikhtiar tolak bala.
Dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shufur, rujukan tajwid di Madura karya Abdul Hamid, disebutkan keterangan seorang sufi bahwa pada hari Rabu Wekasan Allah SWT menurunkan 320.000 bala bencana.
Karena keyakinan inilah, sejumlah ulama yang mempercayai turunnya bala pada Rabu terakhir Safar menganjurkan umat Islam melaksanakan amalan tertentu sebagai ikhtiar untuk menolak bala.
Amalan-Amalan Rabu Wekasan
1. Salat Sunnah Tolak Bala
• Dilakukan 4 rakaat sekali salam.
• Setiap rakaat membaca:
• Surat Al-Fatihah 1 kali
• Surat Al-Kautsar 17 kali
• Surat Al-Ikhlas 5 kali
• Surat Al-Falaq 1 kali
• Surat An-Naas 1 kali.
• Setelah salam, dianjurkan berdoa memohon keselamatan.
2. Membaca Surat Yasin
Saat membaca ayat Salāmun qaulan min rabbir rahīm (Yasin ayat 58), dianjurkan mengulanginya 313 kali sebagai doa keselamatan.
3. Membaca Ayat Kursi 360 Kali
Amalan ini diyakini sebagai benteng perlindungan dari segala musibah. Jumlah 360 kali melambangkan penjagaan Allah terhadap seluruh urat sendi manusia.
4. Doa Tolak Bala Rabu Wekasan
Ulama juga mengijazahkan doa khusus yang berisi permohonan agar Allah menolak segala musibah, penyakit, dan mara bahaya yang turun pada bulan Safar.
5. Sedekah dan Amal Sosial
Selain amalan pribadi, umat juga dianjurkan memperbanyak sedekah. Banyak masyarakat membuat tasyakuran atau berbagi makanan sebagai bentuk syukur dan solidaritas sosial.
Tradisi ini bukan keyakinan akan hari sial, melainkan wujud ikhtiar spiritual. Musibah adalah bagian dari takdir Allah, namun doa, dzikir, dan amal salih menjadi wasilah agar umat mendapat perlindungan.
Selain itu, amalan ini mengajarkan kesadaran diri, rasa syukur, dan kepedulian sosial. Dengan memperbanyak istighfar, shalawat, serta doa, umat semakin yakin bahwa keselamatan hanya dari Allah SWT.
Dengan menghidupkan amalan Rabu Wekasan, umat Islam tidak hanya mengikuti jejak ulama salaf, tetapi juga memperkuat iman dan tawakal kepada Allah SWT sebagai Zat yang Maha Melindungi.