Mengapa Masker Berbahan Scuba Mulai Dilarang Penggunaannya?
FEATURES, malangpost.id – Pandemi COVID-19 menumbuhkan para pelaku usaha masker. Beragam jenis masker kekinian mulai banyak beredar di pasaran, termasuk masker berbahan scuba. Bahkan, masker menjadi barang yang paling laris sepanjang April hingga pandemi berakhir. Apalagi memasuki new normal, masyarakat tetap diminta menaati protokol kesehatan yang salah satunya wajib menggunakan masker.
Salah satu masker yang paling laris di pasaran adalah masker scuba. Jika sebelumnya masyarakat lebih banyak mengenakan masker kain, justru akhir-akhir ini mereka beralih ke masker berbahan scuba. Hal ini karena dirasa lebih praktis dan memiliki unsur stylish.
Namun, ternyata tidak semua jenis masker bisa digunakan untuk menangkal COVID-19. Salah satu masker yang tidak disarankan untuk perlindungan diri adalah masker scuba. Nah, berbanding terbalik sekali bukan? Di mana masker inilah yang justru paling banyak dipakai masyarakat, terutama generasi muda.
Mengenal Masker Scuba
Masker scuba merupakan salah satu jenis masker yang berbahan kain scuba. Jenis kain ini elestis seperti kain spandex. Biasanya kain scuba lebih digunakan untuk membuat baju renang ataupun kepentingan kegiatan olahraga lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, bahan scuba digunakan sebagai bahan outer.
Adapun saat pandemi ini, bahan scuba justru populer dijadikan masker. Dalam penggunaanya, masker jenis ini memang cukup nyaman. Ketebalan kain scuba pun dianggap oleh para pemproduksi cocok untuk dijadikan masker. Akan tetapi, sebenarnya masker yang hanya memiliki satu lapisan ini tidak bisa menangkal virus.
Masker Kekinian yang Terlalu Tipis dan Longgar
Jika ditinjau, masker jenis scuba hanya memiliki satu lapisan dan bahannya terlalu tipis. Seorang satgas penanganan COVID-19 pun menyebutkan masker ini kurang efektif dalam perlindungan diri. Bahkan, diketahui masker jenis scuba hanya menangkal 0-5% saja. Nah, persentase yang sangat kecil bukan?
Alasan lainnya adalah karena masker berbahan scuba terlalu longar. Alhasil, para pemakainya cenderung mudah menarik masker ke arah leher. Hal ini karena sifat kain scuba yang elastis. Bukan malah sebagai perlindungan, tetapi justru hanya dijadikan hiasan. Akhirnya, dikhawatirkan masker scuba tidak mampu menyerap partikel virus yang kemungkinan masuk melalui kontak udara.
Pemerintah Menganjurkan Memilih Masker yang Benar
Dengan ditelitinya alasan dilarangnya penggunaan masker berbahan kain scuba, pemerintah menganjurkan agar masyarakat memilih masker yang benar. Tak lain tujuan aturan ini adalah demi menangkal penyebaran COVID-19. Lebih khususnya lagi masker sebagai perlindungan diri setiap individu.
Masker Harus Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
Menurut SNI, pelaku UMKM yang memproduksi masker tidak boleh menggambil bahan sembarangan. Dalam artian, jika memilih bahan kain pun perlu diperhatikan kembali jenis kainnya. Masker kain yang bisa menangkal virus adalah masker yang memiliki minimal dua lapisan. Peraturan terbaru, lembaga SNI menetapakan masker yang efektif melindungi dirri adalah masker yang terbuat dari kain katun, rajut, ataupun tenun dengan berbagai jenis serat.
Selain itu, masker bisa dicuci berkali-kali atau disebut dengan istilah washable. Sebab, masker seperti inilah yang terbukti kebal dalam menangkal virus. Atau setidaknya, masker dua lapis sudah meminimalisasi masuknya virus melalui kontak udara langsung.
Adapun standar yang ditetapkan tersebut memiliki pengecualian. Pengecualiannya adalah untuk masker bayi dan masker nonwoven. Hal ini dimaksudkan agar seluruh masker yang dipakai masyarakat dapat menjamin keselamatan dan melindungi diri mereka.
Pembagian Masker Sesuai SNI
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penggunaan masker yang benar adalah masker berbahan kain dengan ketebalan yang rapat. Dalam SNI, dijelaskan bahwa masker kain dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sebagai berikut.
- Masker tipe A, yaitu masker kain yang penggunaannya ditujukan kepada umum.
- Jenis masker tipe B, yaitu masker kain yang penggunannya untuk filtrasi bakteri
- Masker tipe C, yaitu masker kain yang penggunaannya untuk filtrasi partikel.
Dengan ini, jelas bahwa pemerintah sangat menganjurkan penggunaan masker kain yang minimal terdiri dari dua lapisan. Pastikan Anda mematuhi aturan pemerintah ini ya!
Bagaimana Nasib Pelaku Usaha Masker Scuba?
Jika seluruh masyarakat beralih kepada masker kain, lantas bagaimana nasib para pemproduksi masker jenis scuba? Pelaku usaha yang cukup besar tersebut tentunya akan mengalami kebangkrutan. Regulasi ini membuat mereka protes kepada pihak yang berkepentingan.
Kemudian, satgas COVID-19 memberikan respons bahwa masker scuba tetap aman digunakan dengan persyaratan. Masker jenis scuba harus diberi lapisan kain lain yang lebih tebal. Selain itu, bisa juga diberi tisu sebagai filter tambahan. Jika bentuk maskernya menjadi minimal dua lapis, masker tersebut bisa digunakan.
1 Comment
In patients with cardiac disease or renal insufficiency avoid volume overload can lead to CHF but generous fluids are still needed. Htnjvh [url=https://newfasttadalafil.com/]Cialis[/url] Kamagra Singapore By and large the populations being treated have been loosely characterized. Cialis Gwqywu Propecia Reproduccion https://newfasttadalafil.com/ – buying cheap cialis online Jgclwk
Comments are closed.