Jerawat Kistik, Penyebab Serta Cara Mengobatinya
KECANTIKAN, malangpost.id – Meskipun kecil, kemunculan jerawat di wajah tentunya membuat resah karena mengganggu penampilan. Terlebih jika yang muncul adalah jerawat kistik atau biasa dikenal dengan jerawat batu.
Hal ini karena jerawat batu cenderung lebih besar, merah, keras, serta terasa gatal dan sakit dibandingkan jenis jerawat lainnya. Diperlukan sedikit usaha untuk menutupi jerawat ini dengan riasan.
Cek informasinya tentang jerawat kistik, penyebab, dan cara mengatasinya sebagaimana dilansir dari hellosehat.
Tentang jerawat kistik
Jerawat batu adalah peradangan yang terjadi pada jaringan kulit dalam dan menyebabkan terbentuknya benjolan besar. Penyebab jerawat kistik adalah penyumbatan akibat penumpukan minyak dan sel-sel mati di jaringan kulit dalam dan folikel rambut.
Selain itu, jerawat bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang terperangkap di lapisan teratas kulit yang membuatnya terlihat besar memerah, bahkan hingga bernanah. Tak sedikit jerawat batu terasa sakit jika tidak sengaja tersentuh. Namun, ada beberapa yang tidak mengalami nyeri saat menekan jerawat.
Penyebab
Ada beberapa penyebab jerawat kistik yang bermula dari penyumbatan pori-pori akibat kelebihan sebum (minyak), sel kulit mati, dan kotoran.
Berikut diantaranya yang bisa memicu penyumbatan pori-pori kulit
- Bawaan genetik dari orangtua yang bermasalah dengan kulit berjerawat
- Mudah berkeringat yang menyebabkan tingkat kelembapan kulit tinggi sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak
- Penggunaan produk kosmetik yang tidak sesuai, terutama bagi mereka yang memiliki jenis kulit berminyak
- Kelebihan hormon androgen dalam tubuh
Cara mengobati jerawat batu
Jika mengalami jerawat kistik yang cukup meresahkan dan parah, segeralah ke dokter spesialis kulit untuk pengobatan. Umumnya dokter spesialis kulit akan memberikan pilihan pengobatan untuk mengatasi jerawat kistik.
Berikut bebrepa perawatan yang akan direkomendasikan oleh dokter kulit.
Obat topikal
Dokter kulit biasanya akan meresepkan obat topikal berupa salep atau krim. Obat diberikan atas pertimbangan usia, lokasi, dan tingkat keparahan kondisi jerawat. Biasanya, kandungan yang terdapat dalam obat jerawat topikal adalah benzoil peroksida yang bisa membunuh bakteri penyebab jerawat.
Selain itu, ada beberapa obat jerawat topikal yang mengandung retinoid, dapson, dan asam azelaic. Anda disarankan untuk tidak memencet jerawat selama pengobatan berlangsung. Jika Anda memencet jerawat, hal ini akan memperlambat proses penyembuhan kulit dan menyebabkan infeksi hingga bekas luka sulit hilang.
Antibiotik
Jika penyebab jerawat batu adalah infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasinya. Antibiotik berfungsi mengurangi jumlah bakteri dan mengurangi peradangan.
Namun, antibiotik tidak bisa digunakan sebagai perawatan tunggal karena tidak bekerja menekan produksi minyak berlebih dan sel kulit mati. Selain penggunaan antibiotik, diperlukan juga benzoil peroksida untuk hasil yang lebih optimal. Selain itu, benzoil peroksida mengurangi risiko terjadinya resisten antibiotik.
Isotretinoin
Obat ini biasa digunakan untuk mengobati jerawat kistik dan penggunaannya perlu diawasi dokter. Dokter akan memberikan dosis isotretinoin sesuai dengan berat badan pasien. Penggunaan isotretinoin direkomendasikan bagi mereka yang tidak mengalami kemajuan dengan antibiotik dan benzoil peroksida. Perlu diperhatikan, penggunaan isotretinoin memiliki efek samping tertentu, seperti nyeri sendi, bibir pecah-pecah, hingga kerusakan hati.
Terapi hormon
Selain penggunaan antibiotik dan obat-obatan lainnya, terapi hormon bisa dilakukan untuk menghilangkan jerawat kistik, khususnya untuk wanita. Salah satu terapi hormon yang bisa diterapkan adalah spironolakton yang bisa mengurangi produksi minyak berlebih yang dapat menyumbat pori-pori. Seperti isotretinoin, terapi hormon spironolakton memiliki berbagai efek samping. Efek samping bisa terjadi terutama pada mereka yang mengalami penyakit tertentu.
Itu tadi penyebab dan cara mengobati jerawat kistik atau jerawat batu. Agar penanganan lebih tepat, konsultasikan kepada dokter kulit. Sehingga Anda bisa mendapatkan pengobatan untuk hasil yang lebih optimal.