Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/11/2024
POPLIVE

Hari Anak Sedunia, Bagaimana Nasib Anak di Indonesia?

yuliartiselli
  • November 20, 2020
  • 3 min read
Hari Anak Sedunia, Bagaimana Nasib Anak di Indonesia?

World Children Day                                       

KOMUNITAS, malangpost.id – Peringatan hari anak diselenggarakan pada tanggal yang berbeda di berbagai tempat seluruh Indonesia. Hal tersebut juga mendapatkan perhatian khusus untuk masyarakat seluruh dunia. Peringatan hari anak internasional selalu pada tanggal 1 Juni.

Sedangkan Hari Anak Sedunia diperingati setiap tanggal 20 November. Untuk Indonesia sendiri, Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 tahun 1984 pada tanggal 19 Juli 1984.

Adanya Hari Anak Sedunia merupakan hari untuk merayakan sekaligus mempromosikan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Tujuan Hari Anak Sedunia itu untuk menghargai serta menghormati hak-hak yang harus diterima oleh seorang anak. Hari tersebut didirikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Ide hari ini diprakarsai oleh Mr. VK Khrisna Menon. Pada tahun 1959, PPB mengadopsi deklarasi hak-hak anak dan menetapkan Hari Anak Sedunia. Adanya peringatan hari untuk anak-anak adalah agar mereka merasa bahagia pada hari itu.

Dapat Hadiah dari Lomba

Mereka bisa menerima hadiah, mengikuti lomba dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Sekolah biasanya diperbolehkan untuk libur dan setiap tahun organisasi PBB merayakan hal tersebut untuk menarik perhatian masyarakat dunia akan pentingnya hak-hak anak.

Menurut UNICEF, hak jutaan anak masih diabaikan setiap hari. Sehingga KHA meletakkan standar dasar dan universal untuk masa anak-anak yang sehat, terlindungi serta layak bagi setiap manusia. Indoensia merupakan salah satu negara pertama yang menandatangani KHA.

Indonesia telah mengalami kemajuan yang signifikan terkait dengan hak dan kesejahteraan anak dalam beberapa dekade. Hal tersebut bisa dilihat di tingkat kematian anak di bawah umur 5 tahun dimana sudah berkurang sampai setengahnya. Jadi sudaah menyelamatkan lebih dari 5 juta anak.

Baca Juga:  Indonesia Kantongi Rp 24,6 T dari Bank Dunia Dalam Sepekan Terakhir

Hampir 98 persen anak-anak berumur 7-12 tahun mendapatkan pendidikan sekolah dasar dan kemiskinan yang ekstrem sudah cukup berkurang. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi demi kemajuan pemenuhan anak global.

Tantangan Terlihat dari Fenomena yang Terjadi

Tantangan tersebut bisa dilihat dari hampir 6 juta anak meninggal setiap tahun karena sebab yang bisa dicegah. Anak-anak yang miskin dua kali lebih cenderung meninggal dunia sebelum usia menginjak ke-5 tahun. Hal tersebut memperlambat kemajuan yang ada di Indonesia.

Data lain juga menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen dari 80 juta anak yang ada di Indonesia, menjalani hidup dengan biaya kurang dari dua dollar atau sekitar 25 ribu rupiah per hari. Untuk masalah buang air besar sembarangan di kelompok masyarakat miskin angkanya masih sangat tinggi.

Pada tahun 2013, masih ada rumah tangga yang miskin di wilayah terpencil dengan mempraktikkan BABS. Perilaku tersebut meningkatkan risiko diare dan radang paru-paru bagi anak-anak Indonesia. BABS juga memperparah adanya hambatan pertumbuhan yang mana anak jadi pendek di usia bertumbuh.

Anak-anak tidak hanya diperhatikan masalah kesehatan kebersihan saja, tetapi juga masalah kesehatan mental juga. Karena pada zaman ini, anak-anak lebih rentang terhadap keselamatan secara psikologis. Itu malah yang lebih berbahaya. Karena tidak kelihatan tetapi efek atau dampaknya lebih ke perilaku.

Sayangilah Mereka

Salah satu tanda atau cara agar kita sayang kepada anak adalah dengan selalu memperhatikan gizi, pola asuh, dan pola sehat secara optimal mungkin. Dimulai dari tiga hal ini kita bisa berkontribusi langsung terhadap hal tersebut.

Semoga kita mendapatkan pencerahan di tulisan ini. sayang anak-sayang anak. Siapa yang tidak mau sayang anak dan siapa yang tega melihat anak tidak diberi kasih sayang?. Yuk berlomba-lomba menyayangi mereka.