Erupsi Semeru 2021, Intip Fakta Menariknya Di Sini!
Ketahui fakta Gunung Semeru yang baru meletus dan dalam status level 2 waspada
FEATURES, malangpost.id – Seperti diketahui melalui berita di berbagai media, Gunung Semeru meletus dengan guguran lava pijar disertai gemuruh pada Sabtu sore 4 Desember 2021. Setelah erupsi tersebut, Gunung Semeru kini berstatus level 2 waspada. Gunung berapi yang terletak di Lumajang, Jawa Timur ini kembali mengalami erupsi pada Rabu 8 Desember dinihari.
Meskipun kerap terjadi erupsi yang terkadang memakan korban jiwa, namun Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi yang sangat populer. Keindahannya tidak hanya menarik wisatawan lokal, namun juga para pendaki dan wisatawan mancanegara.
Apa sajakah fakta menarik Gunung Semeru? Simak terus faktanya di sini yang kami rangkum dari berbagai sumber!
Gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Dengan ketinggian 3.676 mdpl, Semeru menjadi gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dan ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani. Dilansir dari Volcano Discovery, Gunung Semeru adalah gunung berapi tipe stratovolcano dengan tipe letusan eksplosif.
Memiliki danau terkenal
Salah satu daya tarik Gunung Semeru bagi para pendaki dan pecinta alam adalah danaunya. Gunung ini memiliki danau yang tekenal keindahannya, yaitu Ranu Kumbolo, yang berada di ketinggian 2.389 mdpl. Ranu Kumbulo yang dikelilingi perbukitan hijau menjadi spot favorit para pendaki yang berkemah untuk menikmati matahari terbit. Selain Ranu Kumbolo, ada dua danau lainnya yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo.
Sakral bagi umat Hindu
Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), puncak tertinggi di Gunung Semeru disebut Mahameru. Selain menjadi tempat favorit para pecinta alam dan pendaki, Gunung Semeru dianggap gunung sakral bagi umat Hindu di Indonesia.
Masyarakat Hindu Jawa dan Bali menganggap Gunung Semeru sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa. Selain itu, Gunung Semeru juga dianggap sebagai sarana penghubung antara Bumi dan Khayangan.
Desa Ranupani yang indah
Bagi para pendaki yang akan mendaki ke Gunung Semeru pastinya akan melewati Desa Ranupani. Desa ini merupakan titik awal pendakian dan menjadi desa terakhir sebelum mencapai Gunung Semeru. Desa Ranupani berada di ketinggian 2.100 mdpl dan dihuni oleh masyarakat Suku Tengger yang ramah. Suku Tengger adalah suku keturunan asli masyarakat Jawa yang hidup di era Kerajaan Majapahit dan masih memiliki ritual turun temurun yang diadakan setiap tahun.
Gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka
Di dekat Puncak Mahameru terdapat kawah dengan nama Jonggring Saloka. Kawah ini mengeluarkan gas beracun, aliran lahar, dan awan panas atau biasa disebut wedhus gembel setiap 15-30 menit sekali. Karenanya, pendaki dilarang untuk menjauhi kawah ini dan tidak mendaki dari sisi sebelah selatan.
Tempat terakhir aktivis Soe Hok Gie menghembuskan nafas
Gunung Semeru menjadi tempat terakhir aktivis Indonesia Soe Hok Gie menghembuskan nafasnya. Pada 12 Desember 2969, dia dan teman-temannya melakukan pendakian ke Gunung Semeru untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-27. Sayangnya, pendakian spesial ini justru merenggut nyawa Gie karena tak sengaja menghirup gas beracun saat duduk di Puncak Mahameru.
Gie pun meninggal di Gunung Semeru beberapa jam sebelum menginjak usia 27 tahun. Saat itu, evakuasi jenazahnya memakan proses yang cukup lama. Jenazah Gie kemudian disemayamkan di Fakultas Sastra UI Rawamangun dan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta. Setelahnya, makam sempat dipindahkan ke TPU Tanah Abang dan pada 1975 pihak keluarga memutuskan untuk mengkremasi jasad Gie. Kemudian abunya disebar di Lembah Mandalawangi, Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Itu tadi beberapa fakta Gunung Semeru yang mungkin belum diketahui pembaca. Meskipun berstatus gunung aktif, namun keindahan Gunung Semeru menjadi magnet tersendiri. Karenanya, gunung ini menjadi salah satu favorit bagi para pendaki dan pecinta alam. (ds3)
