Benarkah Anak adalah Bentuk Investasi Bagi Orang Tua?
FEATURES, Malangpost.id – Banyak anak banyak rezeki. Pepatah lama ini telah melekat begitu lama di tengah masyarakat. Pepatah ini sendiri memancing banyak perdebatan. Meskipun terkesan positif, namun tetap saja muncul perdebatan di kalangan masyarakat.
Bagi kalangan pro, mereka beranggapan jika setiap anak telah membawa rezekinya masing-masing dari Tuhan. Namun bagi kalangan yang kontra, mereka lebih melihat kepada realita yang terjadi ketika zaman dahulu dan sekarang.
Mereka beranggapan, di zaman dahulu jumlah manusia belum sebanyak dan sekompetitif sekarang. Sedangkan untuk bertahan hidup, keluarga dengan jumlah anak yang banyak akan lebih diuntungkan. Hal ini dikarenakan semakin banyak tenaga kerja maka semakin luas atau semakin banyak lahan yang dapat dikerjakan.
Sehingga rezeki pun akan lebih banyak didapatkan. Sedangkan di masa kini, keadaan telah banyak berubah. Perlahan banyak pihak merasa pepatah ini sudah tidak begitu relevan.
Anak adalah Bentuk Investasi Bagi Orang Tua?
Menariknya, banyak orang tua kini berpendapat anak adalah bentuk investasi bagi orang tua. Hal ini, bisa dibilang serupa namun tak sama dengan pepatah diatas.
Banyak faktor yang melatar belakangi munculnya pemikiran seperti ini, namun para orang tua selalu membungkus jika semua itu demi kebaikan si anak. Orang tua seringkali beranggapan jika dirinya lebih mengetahui mana yang terbaik untuk anak mereka, sehingga mereka memilihkan ini dan itu.
Terkadang para orang tua mungkin lupa jika setiap manusia itu unik dan memiliki kemampuan serta minat masing-masing. Sehingga apa yang dirasa baik oleh orang tua belum tentu disukai atau bahkan dirasa baik juga oleh anak. Tanpa disadari keinginan orang tua hanya dapat memuaskan egonya, namun belum tentu sang anak merasa bahagia.
Berkaca kembali pada “anak sebagai investasi orang tua” hal ini cukup keliru. Selain melanggar hak anak untuk melakukan apa yang diminati dan disukainya. Hal ini juga membuat anak menjadi hidup demi orang tua. Sehingga dia akan sulit berdiri sendiri, karena kepercayaan di dirinya tidak berkembang semestinya. Alih-alih membuat anak mencapai potensi terbaik, hal ini justru berbanding terbalik dari faktanya.
Pemikiran dan perlakuan seperti ini haruslah dihentikan, agar tidak berdampak besar di kehidupan sang anak kelak. Bagi anda, para calon orang tua, haruslah memahami terlebih dahulu mengapa orang tua tidak boleh berfikir anak sebagai investasi.