Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
20/04/2024
POPLIVE

Mengenal Perjalanan Batik Malangan

  • Oktober 5, 2020
  • 4 min read
Mengenal Perjalanan Batik Malangan

Ternyata, Malang juga punya batik khas lho! Bagaimana perjalanan Batik Malangan hingga saat ini?

FEATURES, malangpost.id – Apakah Anda ikut memakai batik pada 2 Oktober yang lalu? Seperti diketahui, masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. Tanggal tersebut merupakan Hari Batik Nasional setelah UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Beberapa tahun terakhir, batik tidak lagi identik dengan acara tradisional atau kegiatan kebudayaan. Motif batik telah menjadi fashion, baik untuk acara formal maupun informal. Batik juga berpotensi meningkatkan bisnis dan ekonomi pengrajin dan industri kain batik. Bahkan, kain batik Indonesia telah menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia.

Tidak hanya di pulau Jawa, tradisi batik juga bisa ditemui di Kalimantan, Flores, Toraja, dan Papua. Umumnya batik dikategorikan menurut cara pembuatan dan juga motif yang menjadi khas daerah tertentu. Motif batik di Indonesiapun sangat beragam. Bisa dibilang, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik daerah masing-masing, tidak ketinggalan kota Malang dengan Batik Malangan.

Mengenal Batik Malangan

Batik Malangan adalah kain batik yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Belum diketahui secara pasti sejak kapan Batik Malangan ada. Menurut sejarah, batik mulai ada di Malang sejak tahun 1900-an. Pada masa itu, batik Malangan sudah dipakai dalam berbagai upacara adat. Pakaian tradisional yang dikenakan saat itu terdiri dari medhang koro (hiasan kepala), udeng, dan kain dengan motif sidomukti.

Ada ciri khusus pada Batik Malangan, diantaranya motif dasar berupa Candi Badut. Candi ini merupakan peninggalan kerajaan Kanjuruhan. Yang kedua batik dengan motif isen-isen yang melambangkan kota Malang, yaitu Tugu Malang dan rambut singa berwarna putih. Ketiga, motif dengan boket (hiasan di pinggiran kain batik) dengan gambar tiga buah sulur bunga (umumnya bunga teratai).

Baca Juga:  Mengintip Jenis Usaha Kreatif di Era Pandemi Covid-19

Batik Malangan untuk bisnis dan ekonomi

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya pelestarian dan pengenalan Batik Malangan.  Diantaranya dengan mengadakan lomba desain batik khas Malang, menggelar acara Miss Batik, dan festival batik.

Untuk meningkatkan ekonomi dan bisnis batik Malang, Pemkot Malang juga mengadakan seminar untuk UKM dan desainer batik, serta pelatihan memproduksi batik tulis. Diharapkan, pelatihan akan mendorong pertumbuhan industri batik sehingga bisa menyerap tenaga kerja.

Motif dan Filosofi Batik Malangan

Batik Malangan memiliki beragam motif, mulai dari Kucecwara, celaket, dan Kembang Padma. Umumnya motif-motif tersebut dibuat berdasarkan ilustrasi candi-candi Hindu peninggalan Kerajaan Kanjuruhan dari abad ketujuh. Beraneka ragam motif tersebut juga memiliki filosifi tersendiri.

Berikut beberapa motif khas Batik Malangan yang cukup populer:

  • Bunga teratai

Anda bisa menemukan motif bunga teratai pada kain Batik Malangan. Bunga teratai melambangkan keindahan dan kesuburan alam. Bunga ini juga memiliki makna kearifan dan kebijaksanaan yang menimbulkan kemakmuran.

  • Tugu Malang

Motif ini diambil dari salah satu prasasti yang merupakan simbol kota Malang. Makna dibalik motif Tugu Malang adalah ketegaran dan keperkasaan dalam menjalin hidup.

  • Kucecwara

Pada batik dengan motif Kucecwara, Anda bisa menemukan mahkota Raja Gajayana. Dengan motif mahkota ini, diharapkan agar Batik Malangan bisa berjaya seperti batik lainya. Seperti Raja Gajayana yang membawa kerajaan Gajayana menuju puncak kejayaan di masa lalu.

  • Isen-isen belah ketupat dan sulur-sulur

Isen-isen belah ketupat memiliki makna bahwa manusia tidak sempurna, memiliki kelemahan sehingga tidak pantas menyombongkan diri. Bentuk ini merupakan representasi dari relief Candi Badut. Sedangkan sulur-sulur yang bersambung bisa dimaknai sebagai adanya generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan.

  • Rumbai singa
Baca Juga:  Bukan Tepung Terigu, Ini 5 Jenis Tepung yang Sehat untuk Tubuh Anda

Seperti halnya “Singo Edan”, yang merupakan lambang kota Malang, rumbai singa menggambarkan masyarakat Malang yang pemberani dengan semangat membara dan pantang menyerah.

Batik Malangan menciptakan bisnis dan ekonomi

Batik secara umum telah menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat lokal. Hasil karya batik banyak diminati banyak kalangan baik domestik hingga mancanegara. Karenanya, sejumlah daerah terus melakukan upaya mengenalkan dan meningkatkan kualitas kain batik. Sehingga bisa menjadi pendorong menciptakan bisnis dan ekonomi bagi masyarakat pengrajin batik.

Batik Malangan bisa jadi tidak sepopuler Batik Solo atau Batik Pekalongan. Namun, Batik Malangan memiliki corak dan motif khas yang sangat indah. Seiring dengan perkembangannya, motif Batik Malangan pun semakin beragam. Selain itu, setiap motif memiliki makna yang sangat dalam dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kira-kira, Anda suka batik Malangan dengan motif apa? (ds3)