Pertalite di Kotanopan Dijual Rp 30.000/Liter, Warga Mengeluh
Penulis: Shinta Lubis
Editor: Rifa
NEWSLIVE — Warga di Kecamatan Kotanopan mengalami kesulitan lantaran harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite melambung tinggi di tingkat pengecer. Pada Rabu (4/12/2025), Pertalite dikabarkan dijual dengan harga rata-rata Rp 30.000 per liter.
Sejumlah warga mengaku terpaksa membeli walaupun harga sudah jauh di atas harga normal. Misalnya, seorang warga bernama siti fatimah parinduri mengatakan bahwa dengan uang Rp 50.000, ia hendak membeli dua liter, tapi saat tiba di pengecer, harga sudah menjadi Rp 60.000 sehingga ia harus berutang Rp 10.000. Sementara itu, seorang penarik becak, Risal Sanusi, menyampaikan bahwa meskipun harga tinggi, jatah yang diberikan pengecer hanya 1 liter mengakibatkan kesulitan bagi mereka yang bergantung pada kendaraan bermotor.
Kekosongan Pasokan di SPBU dan Dampaknya
Menurut pengelola SPBU di Kotanopan yang disebut bernama Syakirin Matondang BBM Pertalite sudah beberapa hari langka, meskipun mereka sudah memesan pasokan ke pihak terkait. Sejak 25 November hingga 2 Desember 2025, SPBU Kotanopan dilaporkan hanya sekali mendapat pasokan sebanyak 8.000 liter, dan sejak itu belum ada suplai lagi. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan BBM melalui saluran resmi, dan akhirnya harus membeli dari pengecer dengan harga jauh lebih tinggi.
Kelangkaan dan mahalnya harga di pengecer ini membuat warga berharap agar pemerintah daerah dan aparat keamanan segera menertibkan penjualan, khususnya terhadap pengecer tak resmi. Beberapa warga menyuarakan agar harga di pengecer dikembalikan ke kisaran wajarnya misalnya Rp 20.000 agar tetap bisa dijangkau oleh masyarakat.
Wanti-wanti dari Pertamina Patra Niaga dan Temuan Mirip di Daerah Lain
Menurut laporan media nasional, ketika Pertalite dilaporkan dijual seharga Rp 30.000/liter di wilayah Aceh, Pertamina Patra Niaga menyatakan bahwa penjualan dengan harga setinggi itu dilakukan oleh penjual eceran tak resmi bukan melalui SPBU resmi. Hal ini memberi indikasi kuat bahwa praktik serupa bisa terjadi di lokasi lain, termasuk Kotanopan.
Penjelasan resmi dari perusahaan BBM subsidi ini mengingatkan masyarakat agar tidak panic-buying atau membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali karena hal itu bisa menyebabkan kelangkaan dan distribusi tersendat.
Risiko bagi Konsumen dan Seruan Penertiban
Fenomena harga tinggi dan pasokan langka di Kotanopan disertai kecurigaan terhadap penjualan melalui jalur tak resmi menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen. Jika BBM dijual eceran secara ilegal, ada risiko kualitas dan jaminan pasokan menjadi tidak jelas. Hal ini pernah terjadi di wilayah lain di Indonesia, di mana ada kasus pengoplosan BBM oleh oknum SPBU demi keuntungan.
Karena itu, warga di Kotanopan mendesak agar pemerintah daerah serta aparat penegak hukum segera menindak penjual eceran tak resmi, memastikan pasokan BBM subsidi melalui jalur resmi, dan menstabilkan harga agar masyarakat bisa memperoleh BBM dengan harga wajar dan aman.
Kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 30.000/liter di Kotanopan bukan hanya masalah ekonomi bagi warga tetapi juga menunjukkan potensi penyimpangan distribusi BBM subsidi, dari kelangkaan di SPBU resmi, hingga penjualan ilegal di pengecer. Untuk melindungi konsumen dan menjaga keadilan distribusi BBM, diperlukan langkah cepat dari pihak terkait: pengawasan ketat terhadap saluran BBM, penertiban pengecer ilegal, dan distribusi BBM melalui jalur resmi agar harga tetap wajar. (Shi)
