Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
08/09/2024
NEWSLIVE

Mahasiswa Unej Rancang Media Pembelajaran Literasi Sains Al Quran

Selli
  • Juli 15, 2024
  • 2 min read
Mahasiswa Unej Rancang Media Pembelajaran Literasi Sains Al Quran

NEWSLIVEEmpat mahasiswa Universitas Jember (Unej) telah merancang media pembelajaran literasi sains Al Quran dengan menciptakan inovasi baru di bidang pendidikan. Mereka mengembangkan media pembelajaran digital berbasis augmented reality untuk memperluas pemahaman fisika yang terintegrasi dengan Al Quran.

“Sebagian besar teknologi pembelajaran saat ini hanya berfokus pada sains, namun sangat sedikit yang mengaitkannya dengan Al Quran,” ujar Ketua Tim Quranic Sains Media Augmented Reality (QSMART) Jalis Syarifah dalam pernyataannya di Jember, Senin.

Jalis bersama tiga rekannya, Halimatus Sa’diyah (Pendidikan Fisika), Mohammad Kelvin Rizka Aziizi (Pendidikan Fisika), dan Mochammad Athar Humam Ghazanfar (Teknologi Informasi), menjelaskan bahwa urgensi dari pembuatan media digital augmented reality ini berakar dari kenyataan bahwa kebanyakan media pembelajaran hanya fokus pada sains tanpa mengaitkan dengan Al Quran.

“Kami termotivasi untuk menciptakan media digital augmented reality guna meningkatkan keimanan dan moralitas siswa, mengingat Al Quran adalah pedoman hidup,” ujarnya.

Media pembelajaran digital yang dikembangkan tim mereka menggunakan objek 3D yang dapat diakses melalui kode bar, sehingga muncul bentuk audio visual 3D dari implementasi sains.

“Materi fisika yang kami masukkan adalah Hukum Newton untuk kelas 11 sekolah berbasis Islam, karena materi ini mudah direalisasikan dan banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Sebagai contoh, Jalis menyebut Surat Yasin Ayat 38 yang membahas tentang peredaran matahari, yang relevansinya dengan teori Hukum Newton I menjelaskan tentang benda yang bergerak secara konstan.

“Proses pembuatan media digital augmented reality ini menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam merancang augmented reality itu sendiri,” ujarnya.

Dilansir dari Antara News, Menurut Jalis, kendala terbesar adalah dalam proses pengkodean yang memerlukan waktu lama, apalagi mereka menggunakan tiga bahasa yaitu Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Pada bagian Bahasa Arab sering terjadi kesalahan.

Baca Juga:  Kuatkan Literasi, MI Miftahul Huda Sumberputih Wajak Gelar Talkshow

Dosen Pendamping Tim QSMART Lailatul Nuraini menambahkan bahwa meskipun menghadapi berbagai kendala, tim akhirnya berhasil menyelesaikan pengkodean dengan baik, sehingga media tersebut bisa berfungsi dengan lancar.

“Kami berharap media pembelajaran ini dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman fisika melalui perspektif Al Quran, sehingga dapat memperdalam pemahaman mereka dan mempengaruhi tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.