Hingga Akhir 2022, BI Prediksi Harga Properti Residensial Akan Tertahan
NEWSANTARA, MalangLive – Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa tren kenaikan harga properti residensial akan tertahan pada Triwulan IV-2022.
Hal itu merujuk hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) Triwulan III-2022 yang dilakukan terhadap sampel developer di 18 kota.
Secara tahunan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada Triwulan IV-2022 diprediksi sebesar 1,65% (yoy), lebih rendah dari Triwulan III-2022 yakni 1,94% (yoy).
Melambatnya tren kenaikan harga properti residensial diperkirakan terjadi pada seluruh tipe rumah.
Harga rumah tipe kecil diprediksi sebesar 1,88% (yoy), lebih rendah dari Triwulan III-2022 yakni 1,96% (yoy).
Lalu rumah menengah 2,75% (yoy), lebih rendah dari Triwulan III-2022 yakni 2,92% (yoy).
Kemudian untuk rumah tipe besar senilai 1,09% (yoy), lebih rendah dari Triwulan III-2022 yakni 1,48% (yoy).
Secara spasial, perlambatan diperkirakan terjadi di sebagian besar kota yang disurvei. Terutama di Manado 0,73% (yoy), dan Medan 2,39% (yoy).
Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan Triwulan III-2022, yaitu untuk Manado 1,81% (yoy), dan Medan 3,02% (yoy).
Selanjutnya secara triwulanan, harga properti residensial pada Triwulan IV-2022 diperkirakan meningkat terbatas sebesar 0,12% (qtq), lebih rendah dibanding 0,54% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
Kenaikan harga rumah yang terbatas ini diprakirakan terjadi pada seluruh tipe rumah yaitu tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar.
Di mana masing-masing kota diprediksi mengalami kenaikan harga sebesar 0,13% (qtq) untuk rumah kecil, 0,31% (qtq) untuk rumah menengah, dan 0,04% (qtq) untuk rumah besar. Perkiraan kenaikan harga rumah yang terbatas tersebut terutama disebabkan oleh penurunan harga di Kota Batam dan Bandar Lampung.