Dibalik PPKM Darurat, Cukup Menyiksa Bagi Masyarakat
TRENDING, malangpost.id- Kondisi kian memburuk, Pemerintah berencana untuk memperpanjang PPKM Darurat bagi Jawa dan Bali agar bisa menekan laju pertumbuhan persebaran Covid-19. PPKM memang efektif karena membatasi gerak setiap orang dengan menerapkan beberapa ketentuan seperti WFH bagi para pekerja, sekolah online dan berbagai pembatalan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Tetapi ini menjadi bentuk “pembatasan” bagi beberapa masyarakat.
Pemberlakuan PPKM Darurat yang bila diperpanjang selama 6 pekan akan sangat memukul pusat perbelanjaan atau mal. Diperkirakan sebanyak 84 ribu pekerja mal terancam dipecat jika kebijakan itu jadi diterapkan. 30 persen dari seluruh pegawai mal di wilayah terdampak PPKM Darurat akan mengalami hal demikian, maka ini akan meningkatkan angka pengangguran di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan skenario perpanjangan PPKM Darurat hingga 6 minggu kepada Badan Anggaran DPR RI pada Senin 12 Juli 2021. Hal itu dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 terutama varian Delta yang mengalami lonjakan sejak pertengahan Juni lalu. Meskipun pemerintah belum memberikan kepastian terkait rencana perpanjangan PPKM Darurat, hal ini menciptakan berbagai kegaduhan dalam masyarakat
Tetapi dengan adanya PPKM, memberikan efek yang menarik. Selama PPKM, Jakarta mengalami penurunan konsumsi listrik. Rata-rata konsumsi listrik pada siang hari turun sebesar 13,55 persen, sampai 13 Juli 2021, dibandingkan dengan rata-rata pemakaian listrik sebelum adanya PPKM darurat. Sedangkan rata-rata pemakaian untuk malam hari turun sebesar 9,82 persen.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan, mengatakan penurunan penggunaan listrik seiring penerapan PPKM darurat membuat beberapa pusat ekonomi terhenti. Di mana, banyak mal tidak beroperasi, larangan makan di tempat untuk rumah makan, serta penerapan sistem Work From Home.