Dekan FIKK Unesa Jelaskan Proses Skripsi Rachmat Irianto yang Unik

NEWSLIVE – Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Dwi Cahyo Kartiko, S.Pd., M.Kes, menjelaskan bahwa proses bimbingan skripsi pesepak bola Rachmat Irianto berbeda dengan mahasiswa lainnya. Hal ini disebabkan status Rachmat yang masih aktif sebagai atlet sepak bola, terutama saat membela Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
“Prosesnya sangat menyenangkan, namun penuh tantangan karena Rian (Rachmat Irianto) masih aktif di Timnas Indonesia. Aktivitasnya yang tinggi membuatnya perlu diberikan beberapa kemudahan,” ujar Cahyo, yang juga merupakan dosen pembimbing skripsi Rian, saat ditemui wartawan setelah wisuda ke-110 Unesa di Surabaya, Kamis.
Cahyo, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa kemudahan yang diberikan oleh Unesa bertujuan untuk membantu Rian mengembangkan konsep awal menjadi artikel yang selesai dengan baik. Proses ini membutuhkan kesabaran dan tidaklah mudah.
“Mengubah sebuah konsep mentah menjadi artikel yang tuntas bukanlah hal mudah dan memerlukan kesabaran,” ungkapnya.
Untuk Rian, lanjutnya, tidak diperlukan pertemuan langsung karena sering kali ia berada di luar kota untuk mengikuti training camp (TC) bersama Timnas Indonesia atau klubnya, sehingga tidak berada di Surabaya.
“Di era sekarang, jarak dan waktu bukan lagi hambatan. Saat Rian mengikuti TC di Timnas, kami berkomunikasi melalui WhatsApp, yang cukup untuk mempercepat proses, berbeda dengan masa lalu yang menggunakan email,” jelasnya.
Dilansir dari Antara News, Cahyo juga menjelaskan bahwa Rian menjalani sidang skripsi dengan penguji, di antaranya Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Zainuddin Amali, Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan, dan dirinya sendiri sebagai dekan.
“Kami memiliki ekspektasi tinggi karena Rian sebagai kapten Timnas pasti sangat percaya diri. Namun, ia sempat grogi di awal sidang, meski kemudian berhasil menjelaskan materinya dengan lancar,” ujarnya.
Selanjutnya, sesuai instruksi Rektor Unesa, Rian akan melanjutkan studi ke jenjang S2 di fakultas yang sama.
“Rian diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke S2, baik di bidang ilmu olahraga maupun pendidikan olahraga, tergantung pilihannya. Setelah lulus, ia akan diberi kesempatan untuk menjadi dosen, karena Unesa membutuhkan dosen yang benar-benar berpengalaman sebagai pemain atau praktisi,” kata Cahyo.