TEKNOLOGI, malangpost.id- Tesla mungkin awam didengar oleh sebagian orang di Indonesia. Memang benar bahwa Tesla merupakan perusahaan mobil listrik terbesar di dunia saat ini. Dunia telah melihat kendaraan listrik bisa menjadi kendaraan masa depan.
Isu bahan bakar minyak yang menipis memang agaknya membuat sebagian orang ketir-ketir dan berfikir untuk beralih ke kendaraan listrik. Indonesia sejatinya sudah merencanakan kendaraan listrik akan meroda di Indonesia.
Indonesia mandiri kendaraan listrik 2024
Kementerian ESDM sudah merencanakan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan dapat memproduksi dan menggunakan kendaraan listrik. Rencana itu juga didukung oleh PT. Pertamina sebagai distributor bahan bakar. Pertamina akan menyediakan SPKLU di setiap SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Rencana tersebut memang sudah disusun dan dijalankan mulai tahun 2019. Apabila rencana tersebut berhasil, bukan tidak mungkin nanti pada tahun 2024 kita akan melihat banyak orang yang menggunakan kendaraan listrik.
Tetapi bila ditarik kembali, bagaimana potensi kendaraan listrik di Indonesia. Sebenarnya nikel sebagai salah satu sumber daya yang cukup penting bagi kendaraan listrik ini banyak terdapat di Indonesia. Pertimbangan ini menjadikan Pemerintah Indonesia melakukan pembicaraan investasi dengan perusahaan mobil listrik tersebut.
Indonesia memiliki sejumlah insentif untuk investasi mobil listrik. Indonesia memang cukup potensial sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik di Asia Tenggara. Khususnya dalam membuat baterai listrik, yang mana menjadu komponen utama dan termahal dari mobil listrik. Bahkan ekspor bijih nikel pun akan diberhentikan menyusul kabar pemerintah mendukung investasi industri dalam negeri.
Pemilik Tesla makin bersemangat
Elon Musk selaku bos Tesla pun gencar melakukan ekspansi ke tiap negara. Musk juga menekan para pelaku usaha dibidang pertambangan untuk meningkatkan produksi nikel. Dilain sisi, Luhut Binsar Pandjaitan pede dengan kemampuan Indonesia dalam memproduksi nikel. Ia mengatakan kepada Tesla untuk segera menaruh investasi ke Indonesia dan akan langsung diberikan cadangan nikel.
Ini mungkin menjadi potensi atau bumerang kepada Indonesia apabila memang kita tidak dapat mengelola investasi kendaraan listrik dengan benar. Masih banyak persiapan yang harus dilakukan, tidak hanya masalah cadangan nikel, tetapi juga sarana prasarana dan kemudahan.
Pemerintah harus lebih jeli lagi dalam memanfaatkan potensi yang ada. jangan sampai ini malah menjadi ekspansi dagang yang akan merugikan Indonesia. Sebelum memberikan pintu kepada perusahaan asing, layaknya kita harus memperkuat dari dalam. Dengan mendirikan pabrik untuk merakit komponen kendaraan listrik, batrai dan aspek lainnya, niscaya Indonesia dapat merealisasikan mimpinya untuk memiliki kendaraan listrik.