Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
27/07/2024
NEWSLIVE

Amerika Bantah Temuan dari WHO

  • Februari 11, 2021
  • 2 min read
Amerika Bantah Temuan dari WHO

DUNIA, malangpost.id- Tim ahli dari badan kesetahan dunia WHA sudah melakukan investigas selama beberapa hari di Wuhan China. Meraka mengungkapkan temuan soal Covid-19 yang selama ini jadi pertanyaan dunia. Setelah melakukan investigasi secara intens dalam beberapa waktu terakhir, tim dari WHO sudah memberikan penyataan terkait penelitiannya di Wuhan.

Menurut para peneliti, tidak ada bukti yang mengarah kepada Wuhan yang mana pasar makanan laut menjadi awal dari munculnya virus corona. Padahal selama ini, persepsi setiap orang bahwa Wuhan menjadi wilayah yang pertama kali terjangkit virus corona. Selain itu ahli dari WHO juga memberikan pernyataan bahwa virus ini tidak berasal dari bocornya laboratorium yang berada di China.

Fakta ini kemudian dibantah oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan menerima hasil temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari penyelidikan Virus Corona COVID-19 di Wuhan, China. Menurutnya, penghitungan lengkap oleh WHO dan China yang merinci bagaimana pandemi dimulai dan menyebar sangat penting mengingat pengaruhnya dan dampak global dari Virus Corona COVID-19.

Dalih yang diberikan Ned didasari pada keyakinannya atas keengganan pemerintah China untuk membuka informasi dan transparansi dalam memberikan setiap informasi yang berkaitan dengan virus corona demi mengantisipasi kejadian yang sama terulang kembali.

Sementara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan kegiatan di Wuhan hanyalah bagian dari penyelidikan, dan menegaskan kembali seruan agar AS mengizinkan pakar WHO untuk meluncurkan penyelidikan di negara tersebut.

Peter Ben Embarek, sebagai ketua dalam penelitian yang dilakukan di Wuhan bebrapa waktu yang lalu menambahkan bahwa “sangat tidak mungkin” virus itu bocor dari Institut Virologi Wuhan, seperti tuduhan tana bukti oleh pemerintahan Donald Trump.