Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/11/2024
NEWSLIVE

Akankah Terjadi Perang dagang Obat Anti Corona ?

abirafdi
  • Oktober 4, 2020
  • 2 min read
Akankah Terjadi Perang dagang Obat Anti Corona ?

KESEHATAN, malangpost.id- Pandemi yang berlangsung sejak akhir tahun lalu memang masih menghantui kita hingga saat ini. bahkan di Indonesia penambahan jumlah positif corona terus berlangsung tanpa ada tanda-tanda akan mereda.

Pemerintah terus berupaya untuk melakukan segala cara untuk menekan angka perkembangan corona di Indoneisa. Salah satunya adalah dengan cara menjual obat anti corona yang resmi dipasarkan oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Dipasarkan dengan merek Covifor dan berjenis remdesivir generik di Indonesia ini awalnya dijual seharga 3 juta rupiah.

President Director Kalbe, Vidjongtius, dalam dalam Press Conference Peluncuran Obat Antivirus Covivor (Remdesivir) di Jakarta, Kamis (1/10). “harga dari obat ini masih dapat berubah-ubah tergantung dari adanya peningkatan volume permintaan.” Pungkasnya.

Harga yang dipatok Kalbe pun mendapat berbagai komentar. Ada yang menganggap harga tersebut ditujukan sebagai peluang untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu banyak pihak yang menyayangkan harga tersebut karena memang dirasa cukup mahal dan tidak dapat dijangkau oleh kalangan bawah.

Obat Corona diskon besar-besaran

Polemik tersebut terus bergulir hingga per hari ini (3/10), harga Covifor dipangkas setengah harga atau 50% menjadi 1,5 juta rupiah per vial. Vidjongtius mengatakan bahwa ini adalah bentuk komitmen Kalbe bersama Amarox untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19.

Obat anti corona yang diproduksi oleh Hetero India ini diimpor melalui PT Amarox Global Pharma yang kemudian oleh Kalbe didistribusikan dan dipasarkan di Indonesia. Penurunan harga ini dikarenakan adanya pertimbangan atas kebutuhan terhadap pengobatan COVID-19 menggunakan obat COVID-19 yang besar, masukkan dari pemerintah, tenaga kesehatan dan pasien.

Besarnya angka positif di Indonesia membuat pemerintah mau tidak mau untuk segera merealisasikan obat anti corona. Obat ini merupakan obat etikal, hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Sehingga bahaya apabila obat ini disalahgunakan.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Panggil Pejabat Polri ke Istana untuk Menerima Pengarahan

Covifor sendiri merupakan salah satu obat yang telah disetujui oleh BPOM untuk terapi pengobatan pasien positif covid-19. Obat ini tidak dijual bebas dan hanya digunakan di rumah sakit dengan rekomendasi dan pengawasan dokter.