Gagal Ginjal Akut Mengancam, Waspadalah!
KESEHATAN, MalangLive – Kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) telah mencatat 189 kasus hingga Selasa (18/10/2022). Berdasarkan data tersebut, kasus paling banyak didominasi anak usia 1-5 tahun.
Meskipun demikian, Kemenkes RI meminta orang tua untuk tenang dan tidak panik. Orang tua juga diminta tetap waspada apabila anak menunjukkan sejumlah gejala.
“Pantau terus kesehatan anak-anak kita. Jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.
Jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” imbau Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes, dikutip dari laman resmi Kemenkes RI.
“Tingkat kematian terjadi pada 99 anak atau 48 persen,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam jumpa pers daring, pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Syahril menambahkan, bila melihat angka kematian di RSCM Jakarta yang merupakan rumah sakit rujukan nasional, angka kematian pada kasus tersebut memang lebih tinggi dari pasien gangguan ginjal akut yang dirawat di sana, sekitar 65 persen yang meninggal.
Angka kematian pada pasien gangguan ginjal akut misterius terbilang tinggi karena disebabkan oleh fungsi ginjal yang memang berperan sangat penting bagi tubuh.
“Ginjal itu sebagai pusat metabolisme, organ yang sangat penting. Apabila dia terjadi (gangguan), ini akan mengganggu metabolisme dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lainnya terganggu juga,” ujar Syahril.
Kondisi ginjal yang terganggu, kata Syahril, sebaiknya diwaspadai agar tidak sampai pada fase gagal ginjal.
“Gagal ginjal itu artinya apa? Ginjal itu tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya sebagai alat metabolisme tubuh.”
Syahril menjelaskan, kondisi ginjal yang terganggu ditandai dengan frekuensi dan jumlah urine yang menurun. Bahkan jika terjadi kerusakan yang berat, maka produksi urine bisa terhenti sama sekali.
“Untuk yang tadi tingkat kematiannya tinggi, itu dikarenakan dia sudah masuk ke fase itu. Makanya pada saat ini, kita sampaikan imbauan pada masyarakat, tenaga kesehatan untuk lebih waspada dan cepat melakukan tindakan bila ada gejala yang saya sebutkan tadi,” kata Syahril.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sejak awal tahun 2022 sudah ada 1-2 kasus gangguan ginjal akut misterius per bulan yang dialami pasien anak. Namun, pada Agustus 2022 jumlahnya melonjak hingga puluhan.
Kebanyakan yang terkena gangguan ginjal akut adalah anak di bawah lima tahun.
Meski ada juga yang berusia belasan. Hingga kini belum diketahui pasti penyebab gangguan ginjal akut yang menimpa para pasien anak tersebut.